Dahulunya, selain tempat mengaji, shalat dan tempat bermusyawarah bagi niniak mamak 7 suku Manggopoh, masjid ini juga digunakan sebagai tempat latihan bela diri yang dipimpin oleh Asyik Bagindo Magek (Suami Siti Manggopoh).
Selain itu juga sebagai tempat penyusunan strategi perang ketika melawan Belanda dibawah pimpinan Pak Cik Angku Padang.
Di depan masjid, terdapat kompleks makam tokoh pejuang yang gugur dalam perang Blasting 1908 yang dikenal dengan perang Manggopoh.
Deskripsi Arkeologis
Pada mulanya dinding masjid terbuat dari bambu dan beratap ijuk dan sekarang seluruh komponen yang semula dari bambu dan atap ijuk diganti dengan dinding beton dan atap seng.
Masjid ini beratap tumpang tiga dari seng dan berdenah bujur sangkar.
Ruang utama masjid ini ditopang oleh 9 buah tiang dengan tiang utama berdiameter 64 cm, sedangkan tiang lainnya berdiameter 30 cm.[caption id="attachment_18905" align="aligncenter" width="586"] Sejarah Cagar Budaya Masjid Siti Manggopoh di Kabupaten Agam(FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]
Lantai masjid terbuat papan yang sudah diganti dengan bahan baru yaitu semen. Langit-langit terbuat dari bahan triplek sisi dalam dan sisi luar/teras terbuat dari seng.
Pintu terletak di sisi timur 1 buah dan sisi utara 1 buah, terbuat dari kayu.
Editor : Redaksi