Beliau merupakan salah seorang tokoh “Paderi” yang menyerukan pemurnian ajaran islam khususnya di Miniangkabau.
Selain itu beliau juga merupakan seorang pemimpin sebuah surau di Koto Tuo, Ampek Angkek Sehingga di beri gelari “tuanku Nan Tuo”.
Pada masa “Perang Paderi” (1821-1837) beliau beserta pengikutnya ikut mengangkat senjata melawan penjajah Kolonial Belanda, dan Gugur sekitar tahun 1830.
Deskripsi Arkeologis
Kompleks makam ini keberadaannya di tengah sawah dan telah dipagar dengan pagar kawat berduri.
Di dalam kompleks makam ini terdapat dua makam, yaitu makam Tuanku Nan Tuo dan kemenakannya.
Makam Tuanku Nan Tuo berukuran 4,7 x 11,7 m dan tinggi jirat 0,4 m.[caption id="attachment_18766" align="aligncenter" width="600"] Sejarah Cagar Budaya Makam Tuanku Nan Tuo di Kabupaten Agam (FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]
Jirat makam berupa susunan batu kali dengan orientasi Utara-Selatan.
Nisannya berupa batu menhir tanpa pengerjaan, berbentuk pipih, dan dipasang berhadapan di ujung Utara dan Selatan.
Editor : Redaksi