Sejarah Cagar Budaya Gereja Protestan di Kota Bukittinggi

×

Sejarah Cagar Budaya Gereja Protestan di Kota Bukittinggi

Bagikan berita
Gereja ProtestanKota Bukittinggi, Cagar Budaya Kota Bukittinggi, Gereja Protestan, Kota Bukittinggi, Cagar Budaya|Sejarah Cagar Budaya Gereja Protestan di Kota Bukittinggi ( FOTO: BPCB Sumbar)
Gereja ProtestanKota Bukittinggi, Cagar Budaya Kota Bukittinggi, Gereja Protestan, Kota Bukittinggi, Cagar Budaya|Sejarah Cagar Budaya Gereja Protestan di Kota Bukittinggi ( FOTO: BPCB Sumbar)

Namun, menurut informasi pendetanya, gereja ini dibangun sekitar tahun 1901 oleh bangsa Belanda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sejak kedatangan Belanda di Bukittinggi mereka telah menganut dua agama, yaitu Kristen Katholik dan Kristen Protestan.

Deskripsi Arkeologis

Gereja Protestan ini mempunyai dua buah menara yang terletak di kanan dan kiri bangunan masing-masing di atas menara terdapat lambang salib.  Jendela dan pintu masuk dibuat lengkung dengan ukuran yang relatif besar dan panjang.

Dengan banyaknya jendela yang cukup besar ini membuat ruangan pada bagian dalam menjadi terang karena cahaya matahari dapat masuk, apalagi bangunan ini dibuat tinggi sehingga memberi kesan luas bila dipadati jemaat.

[caption id="attachment_18331" align="aligncenter" width="481"]Sejarah Cagar Budaya Gereja Protestan di Kota Bukittinggi ( FOTO: BPCB Sumbar) Sejarah Cagar Budaya Gereja Protestan di Kota Bukittinggi ( FOTO: BPCB Sumbar)[/caption]

Tembok bagian atas dibuat berpelipit dengan atap dari seng. Plafon dibuat oval dengan disanggah balok-balok kayu mengikuti bentuk plafon.

Seperti halnya Gereja Katholik, Gereja Protestan ini bentuknya tidak mengalami perubahan yang berarti hanya saja terjadi pergantian komponen bangunan, seperti penambahan lapisan porselen pada bagian depan bangunan yang semula hanya berupa tembok biasa. Penambahan porselen terjadi sejak tahun 1989-1993.

Fungsi

Tempat Peribadatan

Sumber: BPCB Sumbar

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini