Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi

×

Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)
Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)|Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)

[caption id="attachment_18324" align="aligncenter" width="619"]Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar) Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]

Pada tahun 1928, gereja ini dibangun kembali dan diresmikan pada tanggal 4 April 1929. Pada masa pendudukan Jepang gereja ini pernah beralih fungsi sebagai gedung DPRD bentukan Jepang.

Bangunan yang ada sekarang ini merupakan hasil pembangunan yang ketiga tersebut, yaitu pada tahun 1928. Sampai sekarang bangunan ini masih berfungsi sebagai gereja (peribadahan) Katholik.

Deskripsi Arkeologis

Pada kompleks gereja ini terdapat tiga blok bangunan. Bangunan gereja berada di tengah-tengah, sedangkan dua bangunan lain berada di sayap kanan dan kiri masing-masing untuk pastoran dan susteran.

Secara arsitektural, bangunan ini tidak banyak berubah, tetapi banyak komponen yang telah mengalami penggantian dari aslinya.

[caption id="attachment_18326" align="aligncenter" width="603"]Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar) Sejarah Cagar Budaya Gereja Katholik di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]

Pergantian terutama pada bagian jendela-jendela kaca. Semula kaca-kaca tersebut berglasir dengan gambar warna-warni, kemudian pada tahun 1984 diganti dengan kaca modern (ray ban).

Atap gereja menggunakan atap seng dengan menara di kanan depan bangunan sebagai tempat lonceng.

Interior gereja dibuat tanpa pembatas dengan bentuk lengkung pada bagian plafonnya yang terbuat dari tembok beton, dengan hiasan motif bunga.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini