Pada tahun 1878, Sekolah Rajo dipindahkan ke gedung baru, yaitu gedung yang sekarang menjadi SMU 2 Bukittinggi. Direktur pertama Sekolah Rajo bernama G. Van der Wijk yang kemudian diganti oleh J. Van der Toorn hingga tahun 1895.
[caption id="attachment_18217" align="aligncenter" width="659"] Sejarah Cagar Budaya Eks Sekolah Rajo (SMU 2 Bukittinggi) di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]
Adapun staf pengajar dari bangsa Indonesia yang paling terkenal adalah Guru Nawawi St. Makmur (1859-1928).
Sekolah Rajo pernah ditutup pada tahun 1935 dan kemudian setelah kemerdekaan diaktifkan kembali dengan berbagai perubahan nama.
Tahun 1946 didirikan Sekolah Menengah Tinggi (SMT), tahun 1950 diubah menjadi SMA I B dan SMA II C, tahun 1960 SMA II AC dipecah menjadi SMA II C dan SMA A, dan tahun 1962, SMA II C diubah menjadi SMA 2 Bukittinggi.
Terakhir, perubahan nama terjadi tahun 1995 dari SMA 2 Bukittinggi menjadi SMU 2 Bukittinggi. Berdasarkan hasil pemutakhiran tahun 2016, telah terjadi perubahan nama menjadi SMA 2 Bukittinggi.
Deskripsi ArkeologisBangunan sekolah ini terbagi menjadi empat lokasi. Bangunan utamanya berada di tengah-tengah yang digunakan sebagai ruang belajar-mengajar.
Bangunan lain berada di sebelah kanan, sebelah kiri, dan bagian belakang bangunan utama. Keseluruhan bangunan pada tahun 1991 telah mengalami perbaikan pada beberapa komponennya.
[caption id="attachment_18218" align="aligncenter" width="649"] Sejarah Cagar Budaya Eks Sekolah Rajo (SMU 2 Bukittinggi) di Kota Bukittinggi (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]
Editor : Redaksi