Pamansiangan selain dikenal sebagai tokoh pergerakan juga merupakan ulama yang sangat disegani lewat usaha penyebaran agama Islam di Sumatera Barat. Salah satu tinggalannya berupa masjid yang namanya sesuai dengan pendirinya yaitu Masjid Tuanku Pamansiangan, terletak tidak jauh dari kompleks makam.
Tuanku Pamansiangan gugur dalam medan pertempuran antara kaum Paderi dengan Belanda tahun 1833 bersama-sama Haji Miskin. Tuanku Pamansiangan adalah salah seorang tokoh Tarekat Syatariyah, tidaklah mengherankan, bila setelah kematiannya makam Tuanku Pamansiangan dikeramatkan oleh para pengikutnya.
Pada bulanbulan tertentu di kompleks makam Tuanku Pamansiangan banyak dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat
Deskripsi Arkeologis
Kompleks Makam Tuanku Pamansiangan merupakan kompleks makam Islam yang terdiri dari 21 buah.
Kompleks makam ini berada di area perkebunan sayuran. Makam Tuanku Pamansiangan jiratnya telah diberi keramik putih dengan ukuran jirat panjang 275 cm, lebar 76 cm.
Jiratnya Di sebelah timur terdapat bangunan baru untuk para peziarah. Nisan makam ini terbuat dari batu andesit pecah-pecah berbentuk segi empat, berukuran tinggi 50 cm, lebar 16 cm dan tebal 13 cmFungsi
Makam
Sumber: BPCB Sumbar
Editor : Redaksi