Ateh lago merupakan perkampungan lama yang telah ada dari masa penjajahan Belanda sekitar abad ke 19. Sekarang perkampungan ini telah ditinggalkan dan berpindah ke bawah lereng bukit mendekati jalan raya.
Awal pendirian kampung ini dikarenakan dahulu rakyat Sungai Patai lari dari kejaran penjajah Belanda, kemudian mendirikan perkampungan di daerah Ateh Lago. Di sisi Timur di luar pagar situs ini terdapat batu lesung, yang menandakan dahulu ada perkampungan.
Deskripsi Arkeologis
Situs ini merupakan medan nan bapaneh (tempat musyawarah) dan juga sebagai bukti bekas perkampungan lama. Medan Bapaneh Ateh Lago ini berada di atas bukit. Sekitar situs merupakan tanah kebun dan perladangan penduduk. Denahnya berbentuk persegi panjang.
Sandaran-sandaran kursi batu masih ada berjumlah 16 buah, khususnya di bagian timur, utara, dan barat. Satu hal yang menarik adalah adanya salah satu batu sandar yang berhias dengan pahatan kuda dan dua manusia yang dipahatkan dengan formasi vertikal, manusia-kuda-manusia.
[caption id="attachment_16812" align="aligncenter" width="652"] Sejarah Cagar Budaya Medan Bapaneh Ateh Lago di Kabupaten Tanah Datar(Foto:BPCB Sumbar)[/caption]
Batu pahat kuda dan manusia ini berbentuk segitiga seperti gunungan wayang, yang berukuran tinggi 1,15 m dan lebar 80cm dan diletakkan di sisi timur bagian utara. Manusia yang digambarkan di atas dipahat dengan posisi kaki terbuka, tangan kiri bertolak pinggang, dan tangan kanan diangkat ke atas dengan jari-jari terbuka.Sedangkan manusia yang di bawah digambarkan dengan posisi kaki terbuka dan kedua tangan terlentang. Kuda yang dipahatkan di tengah digambarkan dari samping dalam posisi berdiri. Meskipun pemahatannya masih kasar, tetapi penggambaran cukup dinamis.
Belum diketahui dengan pasti makna dari penggambaran manusia dan kuda ini. Menurut informan, batu sandar yang berbentuk segitiga tersebut merupakan tempat duduk pemimpin rapat
Fungsi
Editor : Redaksi