Surau Lubuk Bauk didirikan di atas tanah wakaf Datuk Bandaro Panjang, seorang yang berasal dari suku Jambak, Jurau Nan Ampek Suku.
Dibangun oleh masyarakat Nagari Batipuh Baruh dibawah koordinasi para ninik mamak pada tahun 1896 dan dapat diselesaikan tahun 1901.
[caption id="attachment_16673" align="aligncenter" width="882"] Sejarah Cagar Budaya Surau Tuo Nagari Lubuk Bauk di Kabupaten Tanah Datar (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]
Bangunan yang bercorak Koto Piliang yang tercermin pada susunan atap dan terdapatnya bangunan menara 28, sarat dengan perlambang falsafah hidup ini memiliki peran besar dalam melahirkan santri dan ulama yang selanjutnya menjadi tokoh pengembang agama Islam di Sumatera Barat.
Deskripsi Arkeologis
Surau Lubuk Bauk berdenah bujur sangkar, terbuat dari kayu surian dengan luas 154 m² dan tinggi bangunan samapai kemuncak ± 13 m.
Bangunan dikelilingi pagar besi berbentuk panggung dengan tinggi kolong 140 cm terdiri dari tiga lantai dan satu lanati berfungsi sebagai menara/kubah yang terletak di atas gonjong berbentuk segi delapan.[caption id="attachment_16667" align="aligncenter" width="489"] Sejarah Cagar Budaya Surau Tuo Nagari Lubuk Bauk di Kabupaten Tanah Datar (Foto: BPCB Sumbar)[/caption]
Pintu gerbang terletak di timur menghadap ke selatan (jalan raya), sedangkan pintu masuk surau terletak di timur dan naik melalui enam buah anak tangga. Di atas pintu (ambang pintu) terdapat tulisan arab “bismillahirrahmanirrahiim” yang dibuat dengan teknik ukir dan dibelakangnya ditutup dengan bilah papan. Di depan pintu terdapat tempat untuk mengambil air wudhu.
Atap bangunan terbuat dari seng, bersusun tiga. Atap pertama dan kedua berbentuk limas an, sedangkan atap ketiga yang juga berfungsi sebagai menara memiliki bentuk gonjong ke empat sisinya.
Editor : Redaksi