HALONUSA.COM - Stres, depresi, isolasi dan banyak lagi terlihat dalam survei nasional. Peneliti meminta lembaga perawatan kesehatan untuk memperhatikan ketika membuat keputusan tentang kebijakan COVID-19 tentang pengasuh.
Bagi jutaan orang Amerika, pandemi telah menimbulkan tantangan khusus, mulai dari perasaan stres, depresi, dan isolasi yang dihasilkan, yang dapat memengaruhi seberapa baik mereka dapat melakukan tanggung jawab pengasuhan, sebuah studi baru menyarankan hal ini.
Temuan ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan pengasuh yang tidak dibayar, termasuk pasien, ketika sistem kesehatan, klinik, dan pembuat kebijakan publik membuat keputusan terkait pandemi dan seterusnya.
Diterbitkan dalam jurnal Innovation in Aging, penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan melalui National Poll on Healthy Aging untuk mengeksplorasi pengalaman orang-orang berusia antara 50 dan 80 tahun yang memberikan perawatan tidak berbayar untuk kerabat atau teman dewasa dengan penyakit kronis atau kecacatan.
Meskipun jajak pendapat dilakukan pada pertengahan 2020, temuan tersebut memiliki implikasi selama lonjakan kasus COVID-19 saat ini di dalam maupun di luar negeri, kata Amanda Leggett, Ph.D., penulis pertama dan asisten profesor peneliti di Departemen Psikiatri di Michigan Medicine, pusat medis akademik Universitas Michigan.
Leggett dan rekan-rekannya juga melakukan penelitian berkelanjutan tentang pengalaman era pandemi dari pengasuh keluarga untuk penderita demensia , dan orang-orang yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 di Michigan Medicine .“Kami menemukan dalam studi baru ini, bahwa pengasuh di seluruh data telah benar-benar berjuang selama pandemi dengan mendapatkan janji (upah dan libur-red) untuk orang yang mereka sayangi, dan dengan kebijakan yang mengatur apakah mereka diizinkan,” kata Leggett.
“Hasil ini menunjukkan bahwa pengasuh yang mengalami tantangan terkait akses perawatan medis untuk orang yang mereka rawat lebih cenderung memiliki gejala kesehatan mental negatif dan kesejahteraan yang lebih buruk,” terang Leggett.
Ia melanjutkan, “Penelitian lain menunjukkan bahwa pengasuh yang stres adalah prediktor utama rawat inap kembali dan kunjungan darurat untuk pasien. Pengasuh yang stres kurang efektif dalam peran vital yang mereka mainkan dalam kehidupan pasien.”
Temuan Utama
Editor : Redaksi