Setelah memanggang biji kopi atau roasting istilah orang-orang intelektual, dilanjutkan ke mesin grinder suatu alat untuk memecah bahan padat, yang tentunya ini khusus tidak seperti grinder penghalus batu di Kepulauan Nias. Mesin penggilingan itu pun menarik daya lalu sebanyak 30 kilogram kopi masuk dan bekerja menghaluskan.
[caption id="attachment_5215" align="alignnone" width="800"]
Produksi usaha kopi di Kacang Kayu, Kelurahan Sigando, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar)[/caption]
Sembari menunggu, produksi kopi kepunyaan Farhan itu telah ada sejak 1967, Mak Siri sang perintis awalnya, dan Farhan merupakan generasi ketiga, artinya Mak Siri adalah kakeknya.
Semasa Mak Siri, usaha kopi itu berada di Kelurahan Tanah Hitam, Kecamatan Padang Panjang Barat, dan pada 2009 bergeser ke Sago, Kelurahan Ngalau, Kecamatan Padang Panjang Timur dan hingga kini dikelola di Kacang Kayu sejak 2014.
Biji kopi Robusta yang ia produksi ini diimpor dari Pincuran Tujuah, Gunung Rajo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dan memang saat proses pemanggangan hingga proses pengemasan, tak satupun campuran tambah atau kadar dari kopi dikurangi.Produk kopi Robusta Pabasko MTL ini mudah sangat mendapatkannya, lokasinya terdapat di samping gedung pasar Kota Padang Panjang, dan harga per kilogram pun tidak terlalu merogoh saku terlalu dalam, cukup keluarkan uang kertas nominal 50 ribu dan uang kertas 10 ribu selembar, itu sudah bisa membawa satu kilogram kopi Robusta asli ala Pabasko MTL yang telah dikemas dengan baik.
Kalau tidak percaya tanya sama Mbah Google, kalau mesin pencari itu tidak mau memberi petunjuk, mungkin saja sedang mendapat intervensi dari pengusaha kopi yang berasal dari Italia, sekian sobat halonusa.com, May Allah Bless You, Amin. (tan)
Editor : Redaksi
