Sejarah Cagar Budaya Jembatan Ratapan Ibu di Kota Payakumbuh

×

Sejarah Cagar Budaya Jembatan Ratapan Ibu di Kota Payakumbuh

Bagikan berita
Jembatan Ratapan Ibu menjadi salah tempat wisata di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat (Sumbar). (Foto: BPCB Sumbar)|- Jembatan Ratapan Ibu menjadi salah satu cagar budaya tidak bergerak yang ada di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat (Sumbar). | Foto: BPCB Sumbar
Jembatan Ratapan Ibu menjadi salah tempat wisata di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat (Sumbar). (Foto: BPCB Sumbar)|- Jembatan Ratapan Ibu menjadi salah satu cagar budaya tidak bergerak yang ada di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat (Sumbar). | Foto: BPCB Sumbar

Dari cacatan sejarah, para pejuang kemerdekaan Indonesia yang tertangkap Belanda dan digiring menuju jembatan tersebut, lalu disuruh berbaris di bibir jembatan. Setelah itu, mereka dieksekusi dengan tembakan senjata api, sehingga tubuh mereka langsung jatuh ke Sungai Batang Agam dan dihanyutkan arus deras.

Masyarakat, terutama kaum wanita, yang menyaksikan eksekusi itu hanya bisa menangis melihat para pejuang bangsa ditembak tersebut.

Untuk mengenang peristiwa itu, maka jembatan tersebut diberi nama "Jembatan Ratapan Ibu". Selain itu di sana juga dibangun sebuah patung wanita paruh baya yang tangannya menunjuk arah jembatan (dimana para pejuang ditembak) serta menangis menyaksikan kekejaman tentara Belanda di areal jembatan tersebut.

Jembatan dibangun pada tahun 1818. Jembatan ini melintasi sungai Batang Agam yang menghubungkan dengan daerah Kota Payakumbuh.

[caption id="attachment_1697" align="alignnone" width="759"]- Jembatan Ratapan Ibu menjadi salah satu cagar budaya tidak bergerak yang ada di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat (Sumbar). | Foto: BPCB Sumbar Jembatan Ratapan Ibu menjadi salah satu cagar budaya tidak bergerak yang ada di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat (Sumbar). | Foto: BPCB Sumbar[/caption]

Deskripsi Arkeologis

Jembatan yang melintasi Sungai Batang Agam ini membujur arah utara-selatan. Jembatan berarsitektur kuno berupa susunan batu merah setengah lingkaran yang direkat dengan kapur dan semen tanpa menggunakan tulang besi.

Pada bagian bawah, jembatan ditopang oleh dua buah tonggak tembok berukuran besar yang terbuat dari bata merah berspesi dengan bentuk melengkung. Jembatan berukuran panjang 40 m dengan lebar lebih kurang 8 m.

Fungsi

Jembatan

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini