Baca juga: Sejarah Cagar Budaya Makam Mohamad Thoha bin Arsyad di Kota Payakumbuh
Sekarang pada kompleks makam hanya tinggal satu buah tugu peringatan saja. Kompleks pemakaman ini sudah beralih fungsi menjadi SMP Raudhatul Jannah.
SMP ini dibangun sekitar tahun 1995 dengan membongkar semua makam yang terletak dalam arel tersebut (kecuali tugu). Sisa-sisa tengkorak hasil pembongkaran dikumpulkan dalam karung lalu diletakan dalam septi tank sekolah.
Tugu ini merupakan peringatan bagi Mayor Jenderal J.L.J.H. Pel, Demmeni yang tewas dalam peperangan di Aceh. Sebagai jasa-jasanya, maka Ratu Belanda menghadiahinya tanda jasa Willems-Orde.
Baca juga: Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Datuk Paduko Rajo Lelo Suku Piliang di Kota Payakumbuh
[caption id="attachment_1430" align="alignnone" width="1202"] Makam Jenderal Demmeni menjadi salah satu cagar budaya tidak bergerak yang ada di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat (Sumbar). | Foto: BPCB Sumbar[/caption]
Deskripsi ArkeologisSecara keseluruhan bangunan yang masih tersisa pada kompleks makam ini hanya sebuah tugu beserta pagar keliling kompleks makam. Tugu terletak dalam areal lahan seluas 32 m x 60 m.
Tugu terbuat dari semen berspesi dengan cat warna abu-abu yang terletak tepat pada pintu masuk halaman sekolah.
Tugu berada pada alas berbentuk bujur sangkar (yang berfungsi juga sebagai tangga) dengan ukuran 2,4 m x 2,4 m.
Editor : Redaksi