Ayahnya, Peto Rajo, juga seorang pedagang, adalah penduduk Pariaman asli. Namun, ayah Peto Rajo adalah keturunan seorang raja di Rigah, Rantau Duabelas, Aceh Barat.
Tarus, Ibu Moehammad Saleh, berasal dari Guguak Ampek Koto, dekat Bukittinggi. Mungkin keluarga Tarus telah hijrah ke Pariaman akibat Perang Padri.
Baca: Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Muh Soleh di Kota Pariaman
Usaha Moehammad Saleh dirintis dari seorang penghela pukat di Pantai Pariaman sampai akhirnya menjadi seorang pedagang besar yang mempunyai beberapa perahu.
Saleh mempunyai beberapa toko di Pariaman dan Padang Panjang. Anak buahnya di darat dan di laut mencapai puluhan orang. Bahan dagangannya berupa hasil bumi.
Moehammad Saleh juga dipercaya oleh Belanda untuk mendistribusikan garam ke darek.
Selama hidupnya Moehammad Saleh menikah sebanyak 14 kali. Gelar kebesarannya (bahasa Minang: Datuak Urang Kayo Basa) diperoleh pada bulan Oktober 1877, dalam upacara khitanan anak pertamanya, Moehammad Taib (lahir pada tanggal 6 Syaban 1281 H dari istri yang kedua, Banoe Idah).Kekayaan Moehammad Saleh dapat dikesan dari dua rumah besar (yang satu bernama Rumah Batu Tinggi) milik keluarga besarnya di Pariaman.
Baca: Sejarah Cagar Budaya Rumah Mohd Hassan Saleh di Kota Pariaman
Moehammad Saleh meninggal di Pariaman tahun 1922 dalam usia 81 tahun. Sampai sekarang cerita mengenai Moehammad Saleh tetap hidup di kalangan generasi tua di Kota Pariaman.
Editor : Redaksi