Masjid Padusunan terbagi dua, bangunan pertama yang merupakan bangunan utama sedangkan bangunan ke dua yang berfungsi sebagai tempat wudhu. Atap masjid mencirikan tipe Bodi Chaniago dengan tumpang tiga.
Awalnya atap terbuat dari ijuk sekarang sudah diganti dengan seng. Keunikan pada masjid ini adalah pada bagian jendela dan pintu tidak memakai kusen. Di bagian utara masjid terdapat makam dari M Rasul Telur dan adiknya.
Baca: Sejarah Cagar Budaya Stasiun Kereta Api Singkarak di Kabupaten Solok
Bangunan Masjid Raya Padusunan yang memiliki ukuran 21,5 x 21,5 meter ini memiliki kesamaan dengan Surau Pasar, baik dari arsitekturnya maupun tata ruang di dalamnya.
Memiliki sembilan buah tiang dan satu di antaranya merupakan tiang soko guru serta bagian syaf terdepan yang diberi pembatan berupa jajaran tiang yang dijalin dengan lengkungan.
Dinding dan lantai sudah dilapisi dengan keramik. Plafond sudah diganti dengan plafond lambersering.
Di bagian atas pintu maupun jendela pada dinding bagian dalamnya terdapat tulisan kaligrafi yang dihiasi dengan motif floral.Fungsi
Saat ini tempat ini digunakan untuk peribadatan.
Sumber: BPCB Sumbar
Editor : Redaksi