Situs Cagar Budaya Gedung Joang 45 Sumbar, Kota Padang

×

Situs Cagar Budaya Gedung Joang 45 Sumbar, Kota Padang

Bagikan berita
Situs Cagar Budaya Gedung Joang 45 Sumbar, Kota Padang
Situs Cagar Budaya Gedung Joang 45 Sumbar, Kota Padang

Gedung ini pun kemudian dijadikan sebagi markas keamanan di Kota Padang sekitar pantai dan didiami oleh pasukan yang diketuai oleh Yusuf Ali atau yang dikenal dengan Black Cat.

Kedatangan sekutu yang diboncengi oleh Belanda pada tanggal 13 Oktober 1945, membuat gedung ini berpindah tangan kepada Belanda. Akhirnya, melalui Konfrensi Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949, gedung ini diserahkan kepada residen Sumatera Barat setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda.

Selanjutnya gedung ini dijadikan markas Resimen – IV Tentara dan Territorium I / Bukit Barisan. Tanggal 15 Februari 1987, gedung ini diserahkan oleh DANREM 032 kepada Dewan Harian Daerah Angkatan ’45 (DHD’45) untuk dijadikan kantor harian Angkatan ’45 Sumatera Barat.

Sesuai dengan MUNAS Angkatan ’45 ke VII di Ujung Pandang maka setiap kantor harian DHD’45 yang ada di seluruh Indonesia, secara bertahap dijadikan Gedung Joang dan akan difungsikan sebagi ’Museum Joang 45’.

Pada tanggal 17 Agustus 1987 gedung yang berfungsi sebagai lembaga pembudayaan kejuangan’ 45 ini diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat Ir. Azwar Anas

 Deskripsi Arkeologis,

Bangunan ini berdenah segiempat, dengan atap berbentuk limas yang terbuat dari genteng. Arsitektur kolonialnya terlihat dari dinding tembok yang tebal sekitar 30 cm, jendela dan pintu yang berukuran tinggi 2,5 m.

Gedung ini terdiri dari dua lantai dengan pintu masuk yang berada di sisi barat tepat mengahadap ke jalan raya samudera dan pantai. Teras depan yang merupakan bangunan tambahan diberi atap gonjong sehingga mengubah bentuk aslinya.

Ruangan dilantai satu dipergunakan sebagai ruangan koleksi museum. Di lantai satu selain ruangan terbuka untuk koleksi museum juga terdapat kamar (ruangan) untuk para staf museum dan dapur.

Sementara lantai dua dipergunakan untuk perustakaan dan koleksi naskah-naskah. Untuk aksese masuk ke lantai dua dihubungkan oleh tangga yang terbuat dari bata berlepa.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini