4. Penggunaan Gelar Suami
Ibu mengenal nama suami dengan nama aslinya. Namun setelah menjadi mertua dari suami, ibu tidak boleh lagi memanggil suami dengan nama aslinya tapi harus dengan gelar.
Jika ibu keceplosan memanggil nama asli, itu dianggap pelanggaran. Ini cukup repot bagi ibu yang sering lupa, sehingga harus sering-sering mengingatkan.
5. Panggilan Uni
Bersuamikan orang Minang, otomatis dipanggil Uni. Ketika berkunjung ke pasar, kami sering bertemu dengan perantau Minang yang langsung menyapa dengan panggilan Uni.
"Di lapak berikutnya, lanjut Uni lagi dan Uni lagi. Bagi orang Minang, bersuamikan orang Minang berarti harus lebur dengan budaya mereka, termasuk panggilan uni-uni di jalan," katanya.
6. Beras Pera
"Saya yang terbiasa makan aneka beras sejak menikah hanya dapat menikmati beras pera. Ketika ke pasar, orang hanya tahu bahwa beras pera dijual khusus untuk pedagang nasi goreng,"
"Ketika saya membelinya untuk konsumsi sehari-hari, mereka kaget dan mengira saya pedagang nasi goreng. Beras pera itu teksturnya keras dan di RM Padang nasinya tidak nempel seperti prangko tapi berserak-serak. Di rumah, tidak ada toleransi, ya harus beras pera saja," sebutnya.7. Keahlian Memasak Orang Minangkabau
Orang Minangkabau memiliki keahlian memasak yang luar biasa, dari rendang hingga keripik balado.
Jadi, jika kamu menikah dengan orang Minangkabau, urusan perutmu akan aman dan kamu akan bahagia.
Mayoritas orang Minangkabau memiliki keahlian memasak yang sangat baik.
8. Adaptasi dan Keharmonisan
Orang Minangkabau mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Meski berasal dari Sumatra Barat, mereka telah tersebar di seluruh Indonesia.
Editor : Heru C