Harimau ini dianggap memiliki perasaan yang peka serta mampu membedakan yang benar dan salah.
Harimau memiliki dua peran utama: sebagai penjaga hutan dan sebagai pelindung orang Minang yang sedang merantau maupun yang berada di kampung halaman.
Menurut M. Yunus, dosen Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, orang Minang jarang menyebut harimau secara langsung, tetapi lebih sering menyebutnya sebagai Inyiak atau Inyiak Balang.
Harimau dianggap suci dan dihormati karena dianggap sebagai sosok pelindung yang mirip dengan kakek atau ayah dari ayah atau ibu.
Inyiak Balang dipercaya bisa berkomunikasi dengan manusia dan harimau lainnya.
Ada yang menyatakan bahwa Inyiak Balang adalah manusia yang mempelajari ilmu magis sehingga bisa berubah menjadi harimau, sementara yang lain percaya bahwa Inyiak Balang sejak awal memang makhluk siluman harimau yang bisa berubah menjadi manusia.
Di Kabupaten Solok, Inyiak Balang sering terlihat di hutan ulayat, dikenal juga dengan sebutan Si Ampang Limo atau Datuk.Meskipun jarang menampakkan wujud aslinya, kehadirannya sering ditandai dengan jejak kaki atau durian yang terbelah rapi.
Masyarakat di sana percaya bahwa harimau tidak akan muncul di hadapan manusia kecuali jika manusia tersebut berbuat salah.
Kehadiran Inyiak Balang juga mengajarkan etika sopan santun dan menjaga norma agama serta kepercayaan terhadap alam.
Editor : Heru CSumber : Youtube Creative Hamdi
