2. Jembatan Akar
Di Kampung Puluik Puluik, lahir seorang anak kreatif bernama Sokan, yang kemudian dikenal sebagai Pakiah Sokan. Dia terkenal karena kepedulian sosialnya yang tinggi dan kemampuannya dalam mencari solusi untuk masalah-masalah masyarakat.
Salah satu masalah yang dihadapi adalah minimnya sarana transportasi, terutama antara Kampung Puluik Puluik dan Kampung Lubuk Silau yang terpisah oleh Sungai Batang Bayang.
Pakiah Sokan mengusulkan pembangunan jembatan, namun keterbatasan material seperti semen dan besi menghambat pelaksanaannya.
Melihat kesulitan yang dialami warga dalam menyeberangi sungai, Pakiah Sokan memutuskan untuk membuat jembatan dari akar pohon.
Setelah mempelajari berbagai jenis kayu, ia memilih pohon kubang dan beringin. Pada tahun 1916, ia menanam kedua jenis pohon tersebut di kedua sisi sungai.
Pohon-pohon itu dirawat hingga tumbuh besar, lalu dipasang bambu sebagai titian jembatan. Dengan inisiatif Pakiah Sokan, jembatan akar itu menjadi solusi aman dan tahan lama bagi warga untuk menyeberangi sungai.3. Jembatan Limpapeh
Jembatan Limpapeh menghubungkan kawasan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan dengan Benteng Fort de Kock di Kota Bukittinggi.
Meskipun terlihat sebagai jembatan penyeberangan biasa, namun saat melintasinya, pengunjung akan merasakan sensasi keterjangan dan goyangan yang memancing adrenalin. Jembatan ini juga dilengkapi dengan desain rumah adat tradisional Minangkabau.
4. Jembatan Ratapan Ibu
Jembatan Ratapan Ibu di Kota Payakumbuh memiliki cerita tragis di balik namanya.
Dibangun pada tahun 1804, jembatan ini dahulu menjadi tempat eksekusi para pemuda Minangkabau yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dari kisah ini, jembatan ini dikenal sebagai "Jembatan Ratapan Ibu".
Editor : Heru CSumber : Youtube Creative Hamdi