HALONUSA.COM - Kondisi Pasar Penampungan di kawasan RTH Imam Bonjol yang dihuni ex Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di kawasan pembangunan gedung Pasar Raya Fase 7 memprihatinkan.
Terlihat masih sepi dari pengunjung, tidak sedikit lapak para pedagang di wilayah tersebut tutup atau tidak berjualan. Dari sekian lapak pedagang tampak hanya 10 pedagang yang buka.
Bahkan dari semua lapak yang ada di Pasar Raya Penampungan tidak sedikit para pedagang mengaku omset mereka turun drastis hingga 80%. Karena dalam satu hari ada yang tidak ada jual beli sama sekali.
Selain sepinya beli, pedagang juga dibebankan biaya lampu dengan hitungan per bola lampu dikenakan biaya Rp2.500 setiap hari, serta biaya jaga malam sebanyak Rp35.000 per Minggu.
Pedagang juga menilai Pemko Padang tebang pilih dalam relokasi para PKL karena masih ada para PKL yang berjualan di Jalan Padang Raya Padang sehingga para pembeli lebih membeli di sepanjang Jalan Pasar Raya ketimbang di Pasar Penampungan RTH Imam Bonjol.
Beberapa pedagang mengaku masih bertahan di lokasi penampungan RTH Imam Bonjol karena tidak ada tempat lain lagi untuk berdagang.Terlebih jika mencari lokasi baru untuk berdagang tentu mengeluarkan anggaran yang cukup banyak sementara untuk kebutuhan sehari-hari semakin sulit.
"Lampunya Rp2.500 per hari satu bola, juga ada uanga iuran Rp5.000 per hari. Jaga malamnya Rp35.000 per Minggu. Walaupun tidak ada pemasukan tetap bayar Rp10.000 sampai Rp20.000," kata Sariyanti, salah seorang pedagang di Pasar Penampungan RTH Imam BOnjol Padang. (*)
Editor : Tisya
