Makna Filosofi Tugu Tigo Baleh di Bukittinggi, Ternyata dari Orang Kurai

×

Makna Filosofi Tugu Tigo Baleh di Bukittinggi, Ternyata dari Orang Kurai

Bagikan berita
Tugu Tigo Baleh di Bukittinggi. (Foto: bukittinggiku)
Tugu Tigo Baleh di Bukittinggi. (Foto: bukittinggiku)

Di antaranya hasil konotasi ide, pikiran dan respon terhadap segala sesuatu objek serta fakta berdasarkan pengalaman juga peristiwa dari sejarah yang melatarbelakangi sebelumnya.

Filosofi Sejarah Tugu Tigo Baleh

Pembangunannya dimaksudkan sebagai simbol yang dianggap memiliki nilai berharga, yaitu penanda ikon tersebut didirikan oleh 13 niniak mamak dari Kurai Lima Jorong yang pertama kali datang ke daerah itu.

Konon, nenek moyang orang Kurai dulunya melakukan perpindahan gelombang kedua dari Pariangan Padang Panjang dengan 13 keluarga suku menurut publikasi Minangkabau Research pada 19 April 2020.

Tidak hanya itu, orang Kurai yang hingga kini masih mendiami Bukittinggi, kerap kali terus melanjutkan tradisi turun temurun yang telah dilakukan nenek moyatng terdahulu.

Mereka lah yang masih aktif melakukan berbagai tradisi tersebut, bahkan rutinitas itu kerap kali jadi atensi dan menarik untuk pembahasan lanjutan.

Seperti tradisi Makan Bajamba sering dilakukan pada berbagai acara adat masyarakat Kurai, termasuk pernikahan dengan tata cara duduk melingkar sebanyak 5-6 orang.

Pada beberapa tahapan pernikahan seperti babaluak tando, mananti marapulai, manyalang kandang dan makan taragak, tradisi Makan Bajamba dimaksudkan untuk mempererat hubungan kekerabatan.

Makna lain yaitu, untuk meningkatkan solidaritas sosial yang ada pada masyarakat tersebut dan hingga saat ini masih dipertahankan karena terdapat nilai-nilai keakraban dan kebersamaan.

Baca selengkapnya terkait makan bajamba dengan KLIK LINK INI

Itulah makna filosofi Tugu Tigo Baleh di Bukittinggi yang ternyata dibangun oleh 13 keluarga suku Orang Kurai ketika pertama kali mendatangi daerah itu, semoga bermanfaat. (*)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini