HALONUSA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk mempercepat penanganan bencana di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
“Operasi teknologi modifikasi cuaca dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin, dan tanah longsor yang terjadi di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Sumbar,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Padang.
Abdul menjelaskan bahwa teknologi modifikasi cuaca diperlukan untuk mendukung proses evakuasi dan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana hidrometeorologi pada Sabtu malam (11/5).
“Tujuan dari operasi ini adalah untuk memastikan bahwa penanganan darurat bencana oleh berbagai instansi tidak terganggu oleh kondisi cuaca buruk,” tambahnya.
Terlebih lagi, selama seminggu ke depan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa wilayah Sumbar akan mengalami hujan ringan hingga lebat.
Operasi teknologi modifikasi cuaca di Ranah Minang melibatkan beberapa instansi, termasuk BNPB, BMKG, TNI AU, Pemerintah Provinsi Sumbar, dan pihak-pihak terkait lainnya.BNPB akan menggunakan pesawat tipe Grand Caravan 208 C dengan nomor lambung PK-SNN dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Pada hari pertama operasi, dilakukan dua sortie penerbangan yang dimulai pada pukul 13.30 WIB dengan membawa satu ton Natrium Klorida (NaCl) di setiap sortie.
“Total bahan semai untuk operasi teknologi modifikasi cuaca di Sumatera Barat hari ini dua ton,” sebut dia.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat meninjau lokasi banjir lahar dingin di Kabupaten Agam menjelaskan bahwa modifikasi cuaca bertujuan untuk mencegah terjadinya hujan di lokasi-lokasi bencana. (*)
Editor : Heru C