Asal-usul Nama Kelurahan Kinari di Kabupaten Solok, Ternyata Diambil dari Istilah 'Kini Ari'

×

Asal-usul Nama Kelurahan Kinari di Kabupaten Solok, Ternyata Diambil dari Istilah 'Kini Ari'

Bagikan berita
Indahnya pemandangan Gunung Talang yang ada di Desa Kinari, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok (foto: Instagram @SersanPalala)
Indahnya pemandangan Gunung Talang yang ada di Desa Kinari, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok (foto: Instagram @SersanPalala)

HALONUSA.COM - Kinari adalah salah satu Desa atau Kelurahan yang berada dalam kawasan Kecamatan Bukit Sundi yang berada do Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.

Wilayah tersebut, dikelilingi hamparan pemandangan sawah yang indah dan enak dijadikan sebagai kawasan jalan-jalan sore. Cocok banget buat ngabuburit saat sore hari.

Karena ketika memasuki gapuranya, sepanjang jalan raya Kinari - Muara Panas akan memanjakan matamu dengan keindahan Gunung Talang beserta persawahan disekitarnya.

Pada artikel ini, Halonusa.com akan merangkum asal-usul Kelurahan Kinari di Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok yang ternyata berasal dari keputusan merambah hutan.

Sebelum itu, simak dulu informasi sekilas keberadaan letaknya secara geografis yang dirangkum dari hasil publikasi pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok tahun 2019.

Geografis Kinari

Kinari sedikit lebih luas dari Parambahan yaitu 28,86 km persegi atau hanya 26,48% saja dari luas wilayah Kecamatan Bukit Sundi. Saat itu, baru terdata 4460 jiwa dengan 2150 laki-laki dan 2310 perempuan.

Sementara jorong di Kinari ada 4 yaitu Galanggang Tinggi, Bungo Harum dan Pamujan serta Tapi Aia yang memiliki 4 unit SD dan 1 SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga 1 Puskesmas.

Fasilitasnya ada 4 Masjid, 8 Mushala dan beberapa tempat wisata seperti Makam Angku Lubuak, Kuburan Sawah Lieh dan Batu Kudo-Kudo serta Kapalo Banda hingga yang terbaru Batu Barajuik.

Asal Usul Nama Desa Kinari

Awalnya, aktivitas pemangkasan hutan di Kinari untuk membuat suatu pemukiman dilakukan oleh Nenek Moyang dari Desa Parambahan yang kemudian turun ke daerah lebih rendah yaitu di Kinari.

Ketika nenek moyang memangkas hutan atau rumput liar di Kinari, senja keburu tiba dan menunggu datangnya malam. Awalnya mereka berniat melanjutkan di hari esok, agar pemandangan lebih terang.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini