"Kekurangan Polri itu pasti ada, karena Polri dan Polda Sumbar sebagai institusi yang tidak sempurna," katanya.
Oleh karena itu, katanya, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan, karena Polri tidak bisa bekerja sendirian tanpa peran serta masyarakat.
"Contoh kecil, pengungkapan penyalahgunaan narkotika jika tak ada dilaporkan masyarakat, mungkin kami akan sulit menangkap pelaku dan mengungkapnya, belum hal lain yang sifatnya koruptif, itu perlu juga peran serta masyarakat," ucapnya.
Pada rangkaian HUT Bhayangkara hingga acara puncak, Polda Sumbar, kata Teddy telah melaksanakan sejumlah kegiatan.
Di antaranya, bakti kesehatan (vaksinasi), donor darah dengan jumlah 1.045 pendonor, operasi bibir sumbing kepada 30 anak dan khitanan massal untuk 1.200 anak.
Kemudian, sepeda gembira (fun bike) dengan peserta lebih dari 1.000 orang dan dilanjutkan hiburan Kesenian Irama Minang (KIM) hingga lomba menembak dan domino.
Polda Sumbar juga telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) antara Polda Sumbar dengan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar terkait Restorative Justice (RJ).Pergelaran pesta rakyat dalam acara Sumatera Bike Week 2022 di Kota Bukittinggi dengan perputaran uang mencapai Rp36 miliar.
Puncaknya bakti sosial dan pesta rakyat di Pagaruyung, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.
"Kami memang menggelar berbagai kegiatan yang bersifat sosial ke masyarakat, karena bos kami adalah masyarakat. Jangan yang berulang tahun diberi hadiah, harusnya yang berulang tahun memberi hadiah, ini yang saya balik mindset-nya. Termasuk HDCI Bike Week di Bukittinggi kemarin. Bayangkan konser sebesar itu kami tidak pungut biaya masuk. Makanya, Saya mohon ke Bupati (Tanah Datar), tiket hari ini masuk ke (Istano Rajo Basa) Pagaruyung digratiskan," tuturnya. (*)
Editor : Redaksi
