Praktek ini dikatakan tidak hanya untuk meningkatkan penalaran dan hubungan sosial, tetapi koneksi seseorang dengan Tuhan, yang mereka sebut Jah.
Nilai pemikiran Rastafari berlawanan dengan ideologi yang merusak dunia. Bahkan, mereka cenderung menolak bentuk-bentuk ideologi dogmatis atau sebutan Isme.
Inilah sebabnya belum ditemukan istilah seperti Rastafarian atau Rastafarianisme karena ini dianggap ofensif bagi Rastafari.
Penyebutan Rasta bagi seorang praktisi tampaknya lebih dapat diterima. Alasan mengapa mereka berpikir Ganja membantu kesehatan rohani dan mental mereka juga kembali ke Alkitab.
Beberapa referensi bersifat tumbuhan dalam Alkitab diambil untuk memuliakan Ganja. Termasuk dalam Kitab Wahyu 22 : 2,
Wahyu 22 : 2 “Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.”Rastafari dan Penggunaan Ganja di Jamaika
Pada awalnya, ketegangan hubungan terjadi diantara Rastafari dengan pemerintahan Jamaika yang keras mengkriminalkan Ganja. Di mata dunia internasional, Jamaika telah dikaitkan dengan Ganja.Iklim Karibia adalah tempat yang ideal untuk menumbuhkan Ganja, dan memang, sering terlihat Ganja tumbuh subur di alam liar.
Sebagai bagian dari upayanya untuk menebus kesalahan dengan Rastafari, Jamaika mempertimbangkan kembali kebijakannya.
Reformasi terbaru mendekriminalisasi kepemilikan Ganja, asalkan seseorang memiliki kurang dari 2 ons atau 56,6 gram Ganja.
Editor : Redaksi