Manfaat Ganja Dalam Buku Ibnu Sina The Canon of Medicine

Ă—

Manfaat Ganja Dalam Buku Ibnu Sina The Canon of Medicine

Bagikan berita
Manfaat Ganja Dalam Buku Ibnu Sina The Canon of Medicine. Ibnu Sina mengkhususkan seluruh bagian karyanya dalam pengobatan langsung terhadap ganja dalam Qanun Kedokteran  Jilid II, IV. (Foto: Muslim Heritage/Halonusa)
Manfaat Ganja Dalam Buku Ibnu Sina The Canon of Medicine. Ibnu Sina mengkhususkan seluruh bagian karyanya dalam pengobatan langsung terhadap ganja dalam Qanun Kedokteran Jilid II, IV. (Foto: Muslim Heritage/Halonusa)

Ibnu Sina mengarang buku tersebut ditengah-tengah kesibukannya sebagai dokter dan beliau menyelesaikan Qanun Kedokteran pada tahun 1025.

Karyanya masih digunakan dalam pengobatan Unani, sebuah pengobatan tradisional yang dipraktikkan di India.

Ibnu Sina tidak hanya mengulangi apa yang telah ditulis oleh Galen dan Disocorides yang merupakan dokter Yunani Kuno, tapi beliau juga membuat tambahan yang cukup luas yang berasal dari ciptaannya sendiri.

Bahkan, beliau juga banyak mempelajari obat herbal selain yang digunakan oleh kebudayaan Barat seperti Arab, Cina, India, dan Persia.

Dalam Qanun Kedokteran yang ia tulis, terdapat penjelasan tentang Ganja medis. Ibnu Sina mengkhususkan seluruh bagian karyanya dalam pengobatan langsung terhadap Ganja.

Seperti yang dilansir dari situs resmi American University of Beirut.

Qanun Kedokteran – Jilid II

Dalam Qanun Kedokteran Jilid II, halaman 248, terdapat penyebutan Cannabis Sativa yang membahas tentang biji Ganja, infeksi telinga, ruam kulit, peradangan, dan lainnya. Selain itu, tertulis juga peringatan mengenai penggunaan daun Ganja yang berlebihan.

Qanun Kedokteran – Jilid IV

Adapun juga Ibnu Sina mencatat manfaat akar rebusan Ganja, yaitu “kompres dengan akar rebusan Ganja menurunkan demam”, selain itu juga tertulis, “kompres dengan akar rebusan Ganja mengatasi indurasi (kulit yang menonjol), jika diterapkan pada tumor panas dan bagian yang mengeras pada bagian tubuh”.

Dalam situs resminya, American University of Beirut menjelaskan bahwa Ibnu Sina menggunakan bahasa Arab klasik atau kuno dalam menulis karyanya, sehingga menyulitkan untuk memahami sepenuhnya arti tersebut. (*)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini