Peneliti Menunjukan Energi Tenaga Surya akan Murah dan Andal di China pada 2060
Pada Konferensi Perubahan Iklim PBB mendatang di Glasgow, Skotlandia, banyak perhatian akan difokuskan pada China. Negarai sebagai penghasil CO2 terbesar di dunia, upaya China untuk men-dekarbonisasi (mengurangi emisi) sistem energinya akan sangat penting untuk tujuan membatasi kenaikan suhu permukaan rata-rata global hingga 1,5 derajat Celcius.
China telah membuat komitmen besar untuk mentransmisikan sistem energinya menuju energi terbarukan, terutama pembangkit listrik dari sumber matahari, angin, dan air.
Namun, ada banyak hal yang tidak diketahui tentang masa depan energi surya di China, termasuk biaya, kelayakan teknis, dan kompatibilitas jaringan dalam beberapa dekade mendatang.
Proyeksi terbaru dari biaya potensi energi surya masa depan di China bergantung pada biaya panel surya dan pemasangan akan diperhitungkan karena dianggap sudah ketinggalan zaman penggunaan, dan apalagi dengan teknologi penyimpanan seperti baterai lithium-ion.
Berapa biaya tenaga surya sebenarnya di China dalam beberapa dekade mendatang, termasuk tantangan variabilitas yang melekat pada jaringan?
Baca juga: Mendeteksi Pengaruh Fenomena Atmosfer Terhadap Cuaca Buruk, Ini Kata Ilmuwan Jepang Meiji Honda
Para peneliti dari Harvard, Universitas Tsinghua di Beijing, Universitas Nankai di Tianjin dan Universitas Renmin China di Beijing telah menemukan bahwa energi surya dapat menyediakan 43,2 % (persen) dari kebutuhan listrik China pada tahun 2060 dengan harga kurang dari dua setengah sen AS per kilowatt- jam.
Sebagai perbandingan, tarif listrik batu bara di China berkisar 3,6 hingga 6,5 sen per kilowatt-jam pada 2019.
Editor : Redaksi