Kata Sosiolog Soal Kasus Rudapaksa Marak Lagi di Sumbar

×

Kata Sosiolog Soal Kasus Rudapaksa Marak Lagi di Sumbar

Bagikan berita
Ilustrasi pelecehan seksual. (Foto: Dok. Freepik)
Ilustrasi pelecehan seksual. (Foto: Dok. Freepik)

HALONUSA.COM - Sosiolog dari Universitas Negeri Padang (UNP), Erian Joni angkat bicara terkait kembali maraknya kasus rudapaksa atau pencabulan yang dilakukan oleh orang dewasa ke anak di bawah umur baik sesama jenis ataupun lawan jenis.

Pertama, kasus rudapaksa yang dilakukan oleh seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) berinisial FR, 56 tahun terhadap anak di bawah umur yang merupakan tetangganya sendiri.

Erian menilai, fenomena kasus homo-seksual semakin nyata dan mengancam anak sebagai korban dari predator. Hal ini juga tak bisa terlepas dari kembali maraknya isu kekerasan seksual pada anak di level nasional, seperti dengan hadirnya lagi Saipul Jamil ke ruang publik.

"Yang pertama itu, peningkatan pengawasan sosial, yaitu pengawasan keluarga inti dalam hal ini orang tua ataupun non-inti seperti kerabat dengan cara melalui komunikasi dengan anak atas masalahnya atau aktivitas setiap hari," kata Erian kepada Halonusa.com via pesan WhatsApp, Senin (13/9/2021).

[caption id="attachment_10291" align="alignnone" width="1280"]Kapolres Agam, AKBP Dwi Nur Setiawan memaparkan kasus rudapksa yang dilakukan oleh oknum ASN di Kabupaten Agam. (Foto: Dok. Polres Agam) Kapolres Agam, AKBP Dwi Nur Setiawan memaparkan kasus rudapksa yang dilakukan oleh oknum ASN di Kabupaten Agam. (Foto: Dok. Polres Agam)[/caption]

Selain itu, katanya, keluarga juga berperan penting dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap anak, termasuk kepada anak laki-laki yang juga sangat rawan menjadi objek kejahatan seksual.

"Kemudian juga ada pengawasan sosial melalui peran masyarakat agar senantiasa mewaspadai segala bentuk potensi predator terhadap anak dan sikap saling memberi informasi dan pengetahuan setiap gejala yang menjurus kepada kejahatan seksual seperti pedofil anak yang pelakunya kaum homo-seksual," katanya.

Dia menilai, gejala kedekatan seorang pria dewasa dengan anak tanpa tujuan positif dan kadang tidak terpantau juga harus diwaspadai.

"Biasanya, pelaku cenderung sasarannya pada anak yang secara ekonomi menengah ke bawah, karena dengan bujuk rayu uang belanja dan fasilitas telepon seluler (ponsel) pelaku akan mudah menggaet calon korban," katanya.

Dari sisi Sosiologi, pihaknya juga tidak bosan untuk mengimbau agar penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan seksual seperti predator anak ini harus bisa membuat efek jera. Erian juga meminta pemerintah lebih pro-aktif dalam menyiapkan mekanisme preventif dan represif dalam pengendalian kasus demi kasus kejahatan yang berkaitan dengan asusila dalam ranah hukum formal yang tegas.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini