NgObrol BaReng ALumni, Perempuan dalam Perspektif Pembangunan

×

NgObrol BaReng ALumni, Perempuan dalam Perspektif Pembangunan

Bagikan berita
Peran perempuan tidak hanya sebatas ruang lingkup keluarga melainkan memiliki peran dalam berpartisipasi dalam kegiatan ranah publik. Hal ini dikupas dalam OBRAL (NGObrol BaReng ALumni), Rabu pagi (9/6/2021) di Barau Cafe, Jalan Batang Arau No.88, Berok N
Peran perempuan tidak hanya sebatas ruang lingkup keluarga melainkan memiliki peran dalam berpartisipasi dalam kegiatan ranah publik. Hal ini dikupas dalam OBRAL (NGObrol BaReng ALumni), Rabu pagi (9/6/2021) di Barau Cafe, Jalan Batang Arau No.88, Berok N

Namun, tentu di Indonesia perlu mempertegas peran perempuan daam pembangunan, baik itu di regional dan nasional. Hanya saja menurut Nella Hendriyetti, ada tantangan di dalam negeri sendiri.

"Artinya di negara kita memerlukan sektor yang berbayar, ada nilai. Sebab, di abad ke-20 saat ini peningkatan perempuan bekerja sangat tinggi tapi akan selalu menghadapi diskriminasi dalam bekerja," kata perempuan yang pernah berbicara di dalam forum G20 itu.

Nella memaparkan, ketika perempuan memiliki peran dalam pekerjaan, dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan, sebab perempuan memiliki ide dan pengetahuan yang berbeda dari pada laki-laki. Kemudian perempuan kesetaraan gender di tempat kerja dapat meningkatkan produktivitas dan Performance kerja.

"Perlu mengurangi stereotip terhadap peran perempuan dengan menggali lebih banyak profesi perempuan di berbagai bidang, seperti di bidang teknologi yang lebih bersifat fisik," ucapnya sebagai bahan saat kegiatan kedepan.

Sekaitan dengan hal ini, Neni Rohyani sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Kantor Regional XII Pekanbaru mengapresiasi kegiatan OBRAL yang digagas para alumni.

Menurutnya, keterlibatan perempuan di sektor publik itu sangat dibincangkan. Kementerian pemberdayaan perempuan pun telah memprogram kesetaraan gender dan ruang perempuan saat ini terbuka lebar.

Ia berharap, perempuan perlu meningkatkan kompetensi sehingga mampu berkompetisi secara aktif dan mampu merebut posisi strategis untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang pro perempuan. Demikian halnya dengan Reni Mayerni, alumni Fakultas Pertanian, Sekjen DPP IKA Unand sekaligus Sekjend DPP IKA UNAND.

"Perempuan harus berani mengambil keputusan karena sebenarnya hak laki-laki dan perempuan dalam kehidupan adalah sama," sebut Lailatul Himni, pengusaha muda sekaligus influncer.

Kemudian, Lusi Herlina (FISIP/Praktisi LSM) di Padang juga mengemukakan tentang perempuan, agar bisa menjadi kekuatan masyarakat sipil untuk bisa membela kepentingan-kepentingan perempuan di Sumatera Barat. Senada juga dikatakan Dr. Wirdanengsih (FISIP/Akademisi), perempuan agar diberi kesempatan lagi untuk mendapatkan pendidikan dan mengembangkan kompetensi.

Diskusi yang afdol ini pun menjadi sorotan bahkan akan menjadi catatan penting dalam mendorong proses pembangunan daerah di Sumatera Barat dalam persepektif perempuan, seperti mendorong Indonesia terutama di Sumatera Barat untuk membentuk lembaga Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan, kemudian bersama-sama menggaungkan dukungan untuk perempuan menjadi dirinya sendiri, seperti yang ia mampu dan nyaman jalani. Serta mensosialisasikan nilai-nilai kesetaraan, berbagi beban rumahtangga, keadilan dalam berbagi kerja di rumah (jangan ada lagi kerja berlabel kerja perempuan dan kerja laki-laki). (ril/IKA Unand) (*)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini