Investor Ramai Borong Obligasi RI Tenor 5, Ini Pemicunya

×

Investor Ramai Borong Obligasi RI Tenor 5, Ini Pemicunya

Bagikan berita
Ist
Ist

HALONUSA.COM - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Jumat (22/10/2020) ditutup bervariatif, seiring optimisme pelaku pasar terkait dengan kabar baik dari stimulus dari pemerintah Amerika Serikat. Kabar terakhir parlemen AS sudah dekat dengan kesepakatan tersebut.Pergerakan harga SBN hari ini cenderung bervariatif, tercatat SBN tenor 1, 5 dan 30 tahun mengalami penguatan harga, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield). Sedangkan sisanya, yakni SBN berjatuh tempo 10, 15 dan 20 tahun mengalami penurunan harga dan kenaikan yield

Baca: Tren positif rupiah di prediksi kembali berlanjut, ditunjang kinclongnya neraca perdagangan IndonesiaSementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara naik 2,1 basis poin ke level 6,629% pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang turun. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.Reli kenaikan harga SBN mulai berkurang sejak 2 hari belakangan, sehingga selama 2 hari berturut-turut, harga SBN cenderung bervariatif.

Baca : 5 Peluang Bisnis Ini Tahan terhadap ResesiPergerakan harga SBN yang masih bervariatif didorong oleh beberapa sentimen positif yang datang di global, salah satunya adalah kabar baik dari stimulus.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengindikasikan bahwa akan ada pertemuan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin. Namun, Pelosi berupaya meredam eforia bahwa stimulus bakal keluar sebelum 3 November, dengan mengatakan bahwa "perlu waktu" untuk pengesahan.Selain itu, kabar bahwa obat remdesivir yang telah mendapat persetujuan dari Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) di AS untuk perawatan Covid-19 juga menjadi sentimen positif yang hadir di pasar global.

 Sumber : CNBC Indonesia

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini