Waspada! Berikut Lokasi yang Terdampak Aliran Lahar Gunung Marapi di Sumbar, Nagari Andaleh dan Sabu Diklaim Paling Berisiko

×

Waspada! Berikut Lokasi yang Terdampak Aliran Lahar Gunung Marapi di Sumbar, Nagari Andaleh dan Sabu Diklaim Paling Berisiko

Bagikan berita
Ilustrasi Gunung Marapi. (YouTube Angga Febriano UAV)
Ilustrasi Gunung Marapi. (YouTube Angga Febriano UAV)

HALONUSA.COM - Waspada! Berikut lokasi yang terdampak aliran lahar Gunung Marapi di Sumbar, Nagari Andaleh dan Sabu paling berisiko.

Kali ini, Halonusa.com bakal membahas tentang bagaimana jika terjadi tumpahan lahar dari kawah Marapi. Lantas, ke mana arahnya, desa atau nagari mana saja yang terdampak?.

Seperti dilansir dari kanal YouTube Angga Febriano UAV, Senin, 8 Januari 2024, data tersebut merupakan hasil analisa Host akun YouTube tersebut dan bertujuan untuk edukasi dan mitigasi bencana penduduk sekitar Marapi.

Menurut Angga, masyarakat sekitar Gunung banyak yang berasumsi desa atau Nagari ialah yang terdekat dari puncak Marapi bahkan ada yang menyangka rumahnya berjarak 30 km dari puncak Marapi.

"Padahal setelah kami lihat data ternyata hanya berjarak 6,5 km. Oleh karena itu kami menyajikan data yang sudah kami buat untuk sekedar diketahui. Mohon maaf bukan bermaksud menggurui," katanya.

Angga menyebutkan, bahwa pihaknya melakukan analisa menggunakan software hardisk, data DEM SRTM tahun 2008-2010, bahwa batas desa dari Badan Informasi
Geospasial, serta peta citra satelit dari Google.

Angga menjelaskan, Gunung Marapi berada berseberangan dengan Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek. Puncak Gunung Marapi secara hukum merupakan kawasan hutan negara berstatus konservasi berwarna ungu, sedangkan putih merupakan areal penggunaan lain atau bukan kawasan hutan, hijau merupakan hutan lindung dan kuning adalah hutan produksi.

"Akses jalan yaitu yang berwarna putih dan ini adalah tampilan batas desa atau bateh Nagari di sekitar Gunung Marapi. Untuk garis kontor di Gunung Marapi adalah
garis kontur dengan interval perbedaan ketinggian 100 meter, setiap kenaikan satu garis itu berarti kenaikan ketinggian sebanyak 100 meter dari permukaan laut," terangnya sembari meperlihatkan tampilna visual Gunung Marapi.

Selanjutnya, Angga memperlihatkan dan menganalisa arah aliran lahar dari puncak Marapi. Pertama kalinya, Angga merubah tampilan ke hidrologi kemudian membuat aliran sungai dari data DEM bahkan terlihat sangat banyak.

Kemudian dari sekian banyak aliran sungai dan anak sungai ini, Angga melakukan seleksi secara manual berdasarkan data ketinggi dan topografi maka didapatlah bentuk simulasi arah aliran lahar yang cukup banyak.

Editor : Tisya
Sumber : YouTube Angga Febriano UAV
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini