"Dalam simulasi tadi saya sudah koordinasi bagaimana menghubungi seluruh Camat dan Lurah untuk mengevakuasi warganya masing-masing, terlebih yang berada di bibir pantai," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa gerakan ini baru bisa kembali dilaksanakan setelah 2 tahun terhenti akibat Covid.
"Dua tahun terakhir ada pandemi Covid sehingga sibuk dan fokus menyelesaikan, namun kini tidak ada salahnya kita juga kembali mensiagakan diri karena potensi bencana masih ada. Dan setidaknya kegiatan ini kita laksanakan minimal 2 kali dalam setahun," paparnya.
Selain itu pihaknya juga akan menambah serta mensosialisasikan blue line atau tanda Tsunami Save Zone yang sebelumya telah ada."Garis tersebut menyatakan batas bebas dari tsunami. Dengan adanya batasan zona bebas tsunami tersebut, masyarakat yang berada di sana, tidak perlu lagi melarikan diri ataupun evakuasi ke tempat yang tinggi," terangnya. (*)
Editor : Halbert Caniago