"Yang kedua WiFi jaringan lelet sehingga tidak terfasilitasi pencarian mahasiswa-mahasiswa dan ketiga tentang pengimputan-pengimputan pengambilan KRS yang terjadi di dalam siakat, terjadinya keleletan, tidaknya terinput," katanya.
Aksi unjuk rasa mahasiswa ini disambut Wakil Rektor 2, Tesru Hendra. Dengan tegas dirinya membantah, desas-desus dugaan korupsi di lingkungan kampus.
"Di dalam pembangunan itu ada pihak-pihak terkait lainnya, ada tim pendamping dari PU, ada pendamping dari Kejaksaan Tinggi, Konsultan Pengawas, Konsultan Berencana, kontraktor, dan tim dari kampus sendiri," katanya.
Tesru Hendra menyebutkan, bahwa pembangunan ini sudah dikawal dari awal sampai dengan serah terima pada bulan Juni, semuanya aman dan sudah diperiksa pula oleh PPK pada bulan Februari.
"Dari pemeriksaan BPK itu dari Januari sampai awal Februari selama 15 hari dan tidak ada temuan. Saya juga heran kenapa ini terus saja didengung-dengungkan karena jelas ada pihak yang tidak senang dengan UIN pada hari ini sudah mulai bergairah dan sudah mulai nampak," katanya.Mahasiswa yang berdemo membawa sejumlah spanduk yang di antaranya bertuliskan goncang ganjing isu dugan korupsi tata kelola kampus mahasiswa jadi korban dan tulisan matinya demokrasi kampus. (*)
Editor : Tisya