“Dari penelitian ini, kita bisa lihat gambaran profil dan kebiasaan masyarakat. Dari pola pikir orang tua, apa yang dikonsumsi anak, kita bisa memprediksi bagaimana profil generasi muda Indonesia di masa depan, apakah akan menjadi generasi emas yang produktif yang akan membangun dan memperkuat bangsa, atau menjadi generasi yang rawan obesitas, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya yang tentu saja akan mempengaruhi kualitas SDM kita,” pungkas Arif.
Meskipun sudah memiliki peraturan yang mengatur penamaan produk dan cara beriklan tentang kental manis, pemerintah masih punya banyak tugas dalam implementasinya. Sejak 2018 melalui peraturan BPOM No 31 Tahun 2018 kental manis sudah tidak masuk pada kategori susu yang boleh dikonsumsi balita. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa kental manis bukan susu sehingga masih diperlukannya sosialisasi tentang kental manis bukan susu. (*) Editor : Redaksi
Home
Berita
Hasil Penelitian Konsumsi Kental Manis oleh Balita Buktikan Perlunya Sosialisasi Gizi untuk Masyarakat Dioptimalkan
Hasil Penelitian Konsumsi Kental Manis oleh Balita Buktikan Perlunya Sosialisasi Gizi untuk Masyarakat Dioptimalkan
Berita Terkait