HALONUSA.COM - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar kirim kritik untuk pemerintah, Pasalnya sejak pandemi COVI-19 hingga memasuki Ramadan 1443 H semua harga barang naik.
Selain kenaikan bahan kebutuhan pokok, masyarakat juga terbebani untuk mencari minyak goreng (Migor) yang sampai saat ini belum tuntas pengendaliannya. "Ini sudah berlangsung bulanan, namun komoditi sembako naik," katanya.
Farid Nyak Umar juga kritik Pertamina terkait gas LPG (Elpiji) yang harganya bervariasi dan harga eceran tertinggi (HET) pemerintah.
Berdasarkan pantauan lapangan yang dilakukan Ketua DPRK di Pasar Ulee Kareng dan Pasar Kampung Baru Banda Aceh pada Kamis dan Jumat (31/03/22 dan 01/04/22), terjadi kenaikan pada beberapa jenis sembako.
Misalnya gula pasir harga Rp16 ribu per kg, dan telor Rp40 ribu per papan, begitu juga dengan komoditas lainnya, seperti cabai merah dan bawang merah.
Sementara itu kata Farid, untuk minyak goreng kemasan setelah dicabutnya Permendag Nomor 6 Tahun 2022 dan berlakunya Permendag Nomor 11 Tahun 2022, harganya tak terkontrol dan sangat bervariasi di pasaran mulai Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per liter.Sedangkan gas elpiji masih banyak dijual di atas harga resmi pemerintah. Untuk gas elpiji 3 kg subsidi atau gas melon dijual hingga Rp35 ribu di tingkat pengecer. Padahai sesuai SK Gubernur harganya Rp18 ribu dan hanya boleh dijual pada agen resmi.
Farid menambahkan untuk gas elpiji ukuran 5,5 kg harga di pasaran mencapai Rp105 ribu per tabung dari harga resmi pemerintah sebesar Rp91 ribu per tabung. Malah gas elpiji ukuran 12 kg yang harga resminya Rp189 ribu per tabung, di pasaran dijual hingga Rp215 ribu per tabung.
"Seharusnya dalam kondisi seperti ini, pemerintah dan instansi terkait harus hadir untuk melakukan pengawasan hingga penertiban. Memastikan stok sembako tersedia dengan cukup serta harganya stabil. Sebab masyarakatlah yang paling dirugikan dan merasakan dampaknya," ujar Farid.
Editor : Redaksi