Sedari awal, Rastafari sudah terkait dengan sosok Haile Selassie, Kaisar Etiopia dari 1930 hingga 1974. Ia tetap menjadi sosok utama dalam ideologi Rasta.
Meskipun semua Rasta menghormatinya, masing-masing memiliki penafsirannya sendiri mengenai jati diri Haile Selassie.
Setiap Rasta memiliki keyakinan yang berbeda mengenai keterkaitan Haile Selassie dengan Yesus.
Banyak Rasta (walaupun tidak semua) percaya bahwa Haile Selassie adalah Yesus yang datang kedua kalinya di muka Bumi.
Keyakinan ini dilandaskan pada penafsiran terhadap Pasal 19 Kitab Wahyu. Dengan mengimani Haile Selassie sebagai Yesus.
Kaum Rasta juga menganggapnya sebagai Mesias atau juru selamat yang dinubuatkan oleh Perjanjian Lama, penjelmaan Tuhan dalam bentuk manusia dan "Tuhan yang hidup".Beberapa penganut Rasta menganggapnya sebagai bagian dari Tritunggal Kudus bersama dengan Tuhan Pencipta dan Roh Kudus (yang disebut "Nafas di dalam kuil").
Rasta yang mengimani Haile Selassie sebagai Yesus menyatakan bahwa keduanya sama-sama merupakan keturunan Raja Salomo (Sulaiman) dan Raja Daud dalam Alkitab.
Kaum Rasta juga menyoroti fakta bahwa Dinasti Makonnen (yang merupakan dinasti Haile Selassie) mengklaim sebagai keturunan tokoh Alkitab seperti Salomo dan Ratu Syeba.
Kitab Wahyu serta Kitab Mazmur dan Haile Selassie
Ini bukan hanya menjadi sebuah kerajaan kulit hitam yang merdeka, tapi juga dinasti duniawi keturunan Yesus Kristus.
Editor : Redaksi