HALONUSA.COM - Tidak ingin gagal kedua kali untuk menerbangkan pesawat rakitan, Wright bersaudara tiga terus memacu semangat dan melakukan evaluasi terhadap pesawat yang gagal terbang lantaran malafungsi terjadi pada perangkat pesawat yang mereka namai The Flyer itu.
Kegagalan penerbangan pertama tidak membuat Wilbur dan Orville Wright patah arang, hingga akhirnya dapat menerbangkan The Flyer di lahan US Weather Bureau, Kitty Hawk, North Carolina, 17 Desember 1905.
Betapa riangnya Wright bersaudara ketika mampu terbang bersama The Flyer walau hanya mengangkasa setinggi 36,576 meter atau 120 kaki. "Aku rasa mereka adalah manusia pertama yang melakukan penerbangan pesawat yang menggunakan mesin yang dikendalikan," tulis Lawrence Goldstone dalam buku berjudul Birdmen: The Wright Brothers, Glenn Curtiss, and the Battle to Control the Skies.
Yakin bisa menerbangkan pesawat seakan ikhwal dari yang maha kuasa, beruntung saat momentum abadi itu terekam kamera John Danieeels saat memasang kamera pada ujung lintasan, dan sosok pria ini juga termasuk andil dalam aktivitas Wright bersaudara yang telah tiga tahun berjalan.
Meskipun sukses menerbangkan pesawat rakitan The Flyer, Wright bersaudara ternyata memiliki pesaing. Yakni Glenn H. Curtiss dan June Bug. Glenn H. Curtiss diketahui seorang anggota Aerial Experiment Association (AEA), organisasi bentukan Alexander Graham Bell, 30 September 1907.
Bahkan Curtiss kala itu mengikuti perlombaan terbang Scientific American, 4 Juli 1908 berhasil merebut juara. Kesuksesan Curtiss atas pesawat rakitan bersama June Bug ternyata mengadopsi sistem pengendalian Ailerin, yang merupakan komponen mesin terbang The Flayer yang memang telah menjadi paten Wright bersudara sejak 1906.Curtiss yang mendapat teguran dari Wilbur, karena tidak membayar lisensi paten yang memang hak Wright secara mata hukum. Namun, teguran itu ia anggap ' bunyi kentut' sampai-sampai pihak Aerial Experiment Association tempat bernaungnya Curtiss juga tidak menanggapinya. Lantas organisasi pelopor penerbangan itu memproduksi tiga unit pesawat hingga mendapatkan hak paten 1911.
Sedangkan Curtiss lebih memilih menjual pesawatnya pada Aeronautic Society of New York, 1909. Tidak ingin ketahuan memakai hak paten Wright bersaudara dengan menempatkan aileron di tengah kedua sisi sayap pesawat.
Ide itu dilakukan Curtiss bersama Augustus Herring, pakar penerbangan Octave Chanute yang kemudian keduanya terus berkolaborasi dalam dunia penerbangan, yang mana keduanya merakit pesawat terbang bersayap ganda (biplane-red) yang disebut Gold Flier atau Golden Bug lewat perusahaan Herring-Curtiss Company.
Ambisius Curtiss terhadap dunia penerbangan terus ia gencarkan dengan kembali merebut trofi kedua kalinya dari Scientific American dan tidak main-main pula Curtiss menggelar pertunjukan berbayar di beberapa tempat dengan menerbangkan Golden Bug.
Editor : Redaksi