Dia bertanding di Kelas A dengan kondisi angin yang sangat kencang.
Awalnya, dia terbang dengan sempurna. Namun, ketika hendak mendarat, tekanan angin tiba-tiba berubah.
Tak ingin celaka lagi seperti tahun 2016 lalu, dia pun berimprovisasi dengan mengulur waktu pendaratan.
Namun, belum sempat melakukan itu, dia hilang keseimbangan karena dihantam angin.
[caption id="attachment_11861" align="aligncenter" width="287"] Situasi gantole kontingen Sumbar yang mendarat darurat di pedok panitia PON XX Papua. (Foto: Dok. Humas KONI Sumbar)[/caption]
Rijalul pun kesulitan mengarahkan 'mainannya' ke landasan landing, tempat seharusnya dia mendarat.
Bukannya berhenti di landasan landing, Rijalul malah menghantam pedok panitia.Meski demikian, dia masih bisa menyelamatkan diri dengan memaksakan posisi di samping kiri atap pedok.
Jika tidak, dia akan mengalami cidera lantaran ujung pedok yang lancip dan sangat tajam.
[caption id="attachment_11862" align="aligncenter" width="459"] Kondisi Rijalul Fathani pasca mendarat darurat di pedok panitia PON XX Papua. (Foto: Dok. Humas KONI Sumbar)[/caption]
Editor : Redaksi