HALONUSA.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) menekankan, agar data bencana mesti valid agar bantuan tepat sasaran.
Hal ini disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Sumbar diwakili Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi, Suryadi Eviontri Kamis (9/9/2021) saat pembukaan Jitu Pasna di Hotel Imelda, Padang.
Oleh karena itu, kata dia, BPBD Sumbar menggelar pelatihan bagi nagari dan desa dalam penghitungan cepat pengkajian kebutuhan pasca bencana (Jitu Pasna) 2021.
Pada 2021, direncanakan ada 8 angkatan masing-masing satu angkatan melibatkan sebanyak 120 peserta. Peserta terdiri dari perangkat nagari, desa dan unsur media.
"Kali ini adalah tahun ketiga kita memberikan pelatihan bagi semua elemen masyarkat dalam memberikan pengetahuan hitung cepat dan pengkajian kebutuhan pasca bencana," kata dia.
Dikatakannya, hasil dari pelatihan ini nantinya tidak melahirkan orang-orang yang melakukan evakuasi saat bencana.Namun, melahirkan perangkat nagari dan desa yang bisa menghitung data dampak bencana.
"Jadi peserta itu tidak untuk evakuasi. Tidak berada di tempat bencana untuk membantu evakuasi, tapi bagaimana memiliki bekal cara penghitungan," sebutnya.
Disebutkannya, dari 42 angkatan hingga kini setidaknya sudah ada sekitar 960 nagari dan desa yang sudah dilatih. Jumlah itu hampir mencakup total 1.400 desa/nagari di Sumbar.
Dijelasknnya, pentingnya cara penghitungan cepat pengkajian kebutuhan pasca bencana (Jitu Pasna) dalam input data bagi pelaku penanggulangan bencana. Terutama pemerintah dalam penyaluran bantuan.
Editor : Redaksi