HALONUSA.COM - Israel berencana memanfaatkan momentum rencana PM Israel Benjamin Netanyahu diisukan berkunjung ke Arab Saudi.
Diplomasi ini untuk menangkal isu yang telah bertebar terkait administrasi baru AS bakal kembali ke Perjanjian Nuklir Iran dan merecoki catatan HAM Saudi.
Baca juga: Jack Ma Semakin Tajir, Cetak Rekor Dunia Lewat IPO Fintech-nya!
Koresponden diplomatik Israel, Barak Ravid, yang pertama kali menyebar kabar heboh tersebut. Ia melporkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Direktur Dinas Rahasia Mossad, Yosef Meir Cohen, menumpangi pesawat milik seorang pengusaha bernama Udi Angel, pada Minggu (22/11) malam.
Ravid melacak jet pribadi itu terbang pada pukul 20:00 waktu setempat menuju NEOM, kota futuristik yang dibangun Arab Saudi di pesisir Laut Merah. Di sana delegasi dari Yerusalem sudah ditunggu oleh, antara lain, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo. Lima jam berselang, pesawat yang ditumpangi Netanyahu kembali mendarat di Israel.
Baca juga: Cuan Amsyong Pekan Ini, IHSG Melemah pada Akhir Perdagangan Bulan Oktober 2020Laporan Ravid yang diunggah di Walla News itu sontak memicu desas-desus perihal normalisasi hubungan diplomasi antara Israel dan Arab Saudi. Jika benar, Arab Saudi bakal menjadi negara Arab keenam yang resmi berhubungan diplomasi dengan negeri Yahudi tersebut. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi sendiri menepis kebenaran desas-desus seputar pertemuan di NEOM.
"Saya bertemu Pompeo di bandara dan pergi bersamanya menuju pertemuan. Saya lalu mengantarnya kembali ke bandara. Hanya pejabat Saudi dan Amerika saja yang hadir selama pertemuan," kata Menlu Faisal bin Farhan al-Saud.
Tapi sebaliknya, Yoav Gallant, anggota kabinet keamanan Israel, mengatakan kepada stasiun radio militer, “bahwa pertemuan itu terjadi dan diungkap ke publik, meski saat ini hanya separuh resmi, adalah hal yang sangat penting,” kata dia menurut laporan kantor berita AP.
Di tempat lain, Menteri Pertahanan dan Perdana Menteri alternatif, Benny Gantz, mengeluhkan dirinya tidak mendapat informasi perihal perjalanan tersebut. Dia menuduh Netanyahu bertanggungjawab atas “kebocoran tidak bertanggungjawab tentang penerbangan rahasia ke Arab Saudi,” yang bisa melukai Israel, kata dia seperti dilansir The Jerusalem Post.