Tak Ingin Mati Konyol, Ketua DPRD Kabupaten Solok Acungkan Pisau saat Rapat Paripurna

×

Tak Ingin Mati Konyol, Ketua DPRD Kabupaten Solok Acungkan Pisau saat Rapat Paripurna

Bagikan berita
Ketua DPRD Kabupaten Solok acungkan pisau saat rapat paripurna. (Tangkapan layar Instagram @matarakyat_sumbar)
Ketua DPRD Kabupaten Solok acungkan pisau saat rapat paripurna. (Tangkapan layar Instagram @matarakyat_sumbar)

“Saya ketua DPRD Kabupaten Solok meminta maaf kepada masyarakat yang belum tahu apa yang kebenaran yang terjadi, pertama itu pasca orang mengamuk di DPRD Solok dugaan suruhan untuk menggagalkan interpelasi terhadap Bupati Solok, yang mana ada dugaan lebih kurang Rp10 miliar aset negara kita diambil dan diluluhkan untuk wisata pribadi beliau, jadi maksudnya surat interpelasi tersebut, dari fraksi-fraksi, tentu saya sebagai ketua meminta untuk interpelasi,” ujarnya dalam vidio yang dikutip dari Instagram @matarakyat_sumbar, Sabtu 30 Maret 2024.

“Pasca interpleasi tersebut, datanglah preman mengamuk dan memecah apa, dan mencari saya dan mengancam saya serta anggota DPRD lain dan itu pun sudah kita adukan ke Polda Sumatera Barat," katanya.

"Jadi, pada sidang itu, tentu saya sebagai ketua DPRD Solok takut untuk datang sidang lagi karena keamanan di DPRD itu tidak ada, itu contohnya, preman bisa saja masuk, Satpol PP bukan Satpol PP Kabupaten Solok sekarang. Kalo memang ada Satpol PP dan keamanan lain tentu orang yang ngamuk-ngamuk seperti itu tidak dibiarkan masuk ke ruangan sidang,” sambungnya.

Dodi Hendra menyebutkan bahwa membawa pisau ke ruang sidang itu adalah bentuk perlindungan dirinya.

“Jadi, dari pada kami mati konyol lebih baik kami membawa senjata ke dalam sidang. Sehingga kami melanjutkan sidang juga, apa agenda-agenda untuk masyarakat banyak, kami lanjutkan, tapi tidak banyak yang hadir, hanya delapan orang, karena takut."

"Dan anehnya lagi, tiba-tiba sekwan (sekretaris dewan) damai dengan orang tersebut, kenapa damai? tentu ada dalang di balik pasca ricuh itu, ada dalang di balik pengancaman, secara tangggu jawab, tentu saya bertanggung jawab apalagi saya sebagai kader partai Gerindra, mati pun kami untuk rakyat Solok, kami mau. Jadi, itu maksud bukan lain-lain tapi untuk membela diri, terasa ketakutan tapi ingin juga bekerja untuk masyarakat banyak, demikian klarifikasi saya,” terangnya. (*)

Editor : Heru C
Bagikan

Berita Terkait
Terkini