"Walaupun begitu, jika mereka bersedia merujuk korban ke rumah sakit yang lebih 'tinggi' kami akan memfasilitasinya," tambah Sudirman.
Sudirman juga menegaskan bahwa selain mengutamakan aspek kemanusiaan, keberadaan peluru yang masih bersarang di tubuh korban sangat penting sebagai bukti dalam penyelidikan.
“Proyektir peluru itu juga sebagai barang bukti bagi kami. Peluru itu masih dalam perut korban. Kasihan kita,” kata Kapolsek.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Bela Cintia mengalami trauma yang mendalam setelah tertembak oleh peluru yang tersasar, ditambah lagi kegagalan operasi pengangkatan peluru yang memperburuk kondisinya.
Ibu Bela, Leni Marlina (45), menyatakan bahwa sejak operasi pertama gagal dilakukan, anaknya sering mengalami sakit perut dan demam.
"Sudah 26 hari sejak peluru itu tersangkut di perutnya. Bela sering mengeluh sakit perut dan demam," ungkapnya pada Kamis, 21 Maret 2024.Ia juga menambahkan bahwa akibat kejadian tragis tersebut, Bela menjadi lebih pendiam dan selalu menunjukkan ekspresi ketakutan.
"Bela jadi lebih pendiam dan selalu waspada serta enggan keluar rumah," katanya. (*)
Editor : Heru C