“Jangan CSR itu hanya sebagai pencitraan, seharusnya efektivitas ini perhatikan. Sekarang sejauh mana pengelolaannya,” kata Aznil.
Aznil mengatakan, berkaca dari sejumlah program- program perusahaan-perusahaan swasta di Sumbar yang saat ini bisa menjadi percontohan di Sumbar, menurutnya adalah Pabrik Aqua di Solok. Pabrik Aqua di Solok saat ini telah mencoba menggali potensi lokal setempat untuk bisa dikelola bersama masyarakat dan melahirkan produknya.
Selain melahirkan produknya, Aqua juga dinilai bisa melakukan pembinaan terhadap hilirisasi produk yang diolah. Ini dinilai sebagai CSR yang memiliki hasil dan arah yang jelas untuk mengembangkan ekonomi sosial masyarakat.
“Ini saat ini sudah kualitas internasional. Aqua bisa membina bukan sekedar kasih uang, tapi dari bercocok tanam hingga hilirisasinya dipikirkan,” ujarnya.
Sementara itu, Bidang Investasi DPMPTSP Sumbar, Egy Juniardi mengakui, saat pemerintah Sumbar terus melakukan sumber terobosan dalam meningkatkan kondusifitas investasi.Dia mengatakan, sejauh ini selain promosi, juga melakukan penguatan-penguatan regulasi yang bisa dijadikan sebagai upaya dalam melindungi dan meyakinkan investor di Sumbar.
“Meningkatkan ekonomi kreatif dan ekonomi digital. Kita terlepas dari regulasi. Ini terus kita lakukan dan semoga bisa menghasilkan investasi yang baik,” tutupnya. (*)
Editor : Halbert Caniago