Setelah peningkatan kualitas biji kopi berhasil dilakukan Kelompok Tani Kayu Aro, lalu biji kopi dibeli dengan harga yang adil oleh sebuah lembaga pengembangan bisnis dan masyarakat, Nirudaya,
"Kolaborasi multipihak yang saling mendukung ini melengkapi profil citarasa unik dari biji kopi Kayu Aro Solok yang dipengaruhi oleh jenis vegetasi di sekitar tanaman kopi, yaitu cabai, daun bawang, dan sayur-sayuran. Setelah melakukan cupping test, ditemukanlah aroma dominasi rempah dengan after taste yang sedikit manis dan segar, menyerupai kayu manis. Rasa kopi Kayu Aro Solok adalah turmeric, sweet cinnamon, dan woody. Dan sekarang kopi Kayu Aro ditambah label menjadi Kopi Tirto Kayu Aro," Arif Wahyudin - Sustainable Integration & Economic Development Senior Manager Danone Indonesia - menerangkan proses pemasaran kopi Kayu Aro.
Selain single origin, Kopi Tirto juga berencana mensasar pasar yang lebih luas dengan harga yang diterima pasar. Setelah proses research and development, Kopi Tirto meluncurkan varian kopi dalam kategori tubruk dengan nama “Kora Kora”, yang merupakan kepanjangan dari “Kopi Rakyat Kopi Nusantara”.
Komposisi kopi tubruk ini menggunakan biji kopi dari kawasan-kawasan konservasi binaan, seperti kopi Kayu Aro. Dengan menikmati kopi tubruk Kora Kora, konsumen juga mendukung kegiatan konservasi air dan lahan yang dilakukan oleh AQUA. Dengan begitu, kopi mampu membawa dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi di kawasan konservasi binaan. (*) Editor : Halbert Caniago