"Ini adalah panggung yang menunjukkan betapa besar perbedaan budaya di seluruh penjuru negeri kita. Nilai-nilai luhur dari berbagai daerah mampu menerangi bumi Nusantara ini secara bersamaan. Marilah kita menjaga cahaya kecil ini, di setiap sudut tanah air," ajak Mahyeldi, penuh semangat.
Selain aspek budaya, Mahyeldi juga mengapresiasi dampak ekonomi positif dari Bazar Merah Putih yang mampu menggerakkan sektor ekonomi di Kota Padang. Melalui transaksi ekonomi yang aktif, pertumbuhan ekonomi Sumbar pada paruh pertama tahun ini telah mencapai angka lebih dari 5 persen, mendekati pertumbuhan ekonomi nasional.
Albert Hendra Lukman, selaku Anggota DPRD Provinsi Sumbar dan juga Wakil Ketua HTT Padang, menekankan bahwa Festival Adat Nusantara dan Bazar Merah Putih memberikan dampak positif melalui peningkatan kunjungan wisatawan lokal dan perputaran uang yang semakin melonjak.
Secara visual, jumlah pengunjung tahun ini jauh lebih ramai dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya tercatat penjualan tiket sekitar 20 ribu, tahun ini tanpa tiket, jumlah kunjungan diperkirakan mencapai 30 ribu.
Dalam hal perputaran uang, pendapatan dari berbagai stand yang berpartisipasi hampir mencapai angka Rp2 miliar. "Ada 40 stan kuliner, 40 stan promosi, dan 15 stan kuliner tradisional seperti lamang tapai gorengan yang ditawarkan. Dengan jumlah stand ini, panitia memperkirakan perputaran uang hampir mencapai Rp2 miliar," ungkap Albert.Dengan penuh harapan, Moh. Harsono, Regional CEO BRI RO Padang, berharap bahwa acara semacam ini dapat terus digelar pada tahun-tahun mendatang. Ia menegaskan bahwa BRI selalu siap untuk mendukung acara-acara yang positif, terutama yang berkaitan dengan budaya nusantara dan peringatan HUT RI.
Melalui keberhasilan Festival Adat Nusantara dan Bazar Merah Putih yang meriah ini, terlihat dengan jelas bagaimana masyarakat mengapresiasi perjuangan para pejuang kemerdekaan serta upaya dalam melestarikan warisan budaya dan nilai-nilai nasional. (*)
Editor : Redaksi