Ridha menambahkan, aspirasi yang disampaikan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan tema dan materi serta topik yang disampaikan oleh Narasumber atau juga materi PBAK secara umum.
"Sebagaimana diberitakan oleh berbagai media terjadi pengusiran adalah sangat tidak benar. Saat mahasiswa yang menyampaikan aspirasi diamankan dan dibawa keluar oleh pihak panitia dan sekuriti bersamaan juga dengan masuknya waktu salat Ashar. Unsur pimpinan dan rombongan Bapak Gubernur sambil bersalaman hangat dengan peserta PBAK yang berasal dari berbagai daerah dan juga dari luar Sumatera Barat menuju Masjid Ulul Albab Kampus UIN Bukittinggi," katanya.
Oleh karena itu, kata Ridha, UIN Bukittinggi berserta pihak terkait telah mengambil langkah-langkah tindakan sesuai ketentuan kepada oknum mahasiswa tersebut.
"Kejadian ini kami sadari tentu telah mengganggu nama baik Bapak Gubernur dan UIN Bukittinggi di mata masyarakat," katanya.
Untuk itu, Ridha menyampaikan, baik unsur pimpinan dan seluruh Civitas Akademika UIN Bukittinggi menyampaikan penyesalan mendalam dan permohonan maaf atas kejadian tersebut yang sama sekali tidak diharapkan.
"Permohonan maaf ini juga kami sampaikan kepada segenap masyarakat Sumatera Barat. Sejatinya peristiwa ini tidak terjadi apalagi di dunia kampus," katanya.Ridha berharap, kepada semua pihak dan bermohon tidak membelokkan dan melebarkan kejadian dan berita ini ke persoalan lain yang tidak ada kaitannya dengan dunia pendidikan yang tentu akan dapat merusak dan mencederai hubungan baik dengan Pemerintah Daerah yang sudah terjalin baik selama ini dan mencederai reputasi dunia pendidikan.
"Kami mohon tidak Melebarkan kejadian ini. Kami berkomitmen kuat dan juga tentu kita semua berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi," katanya. (*)
Editor : Tisya