Menurut Ares, dua orang pekerja tambang tersebut tidak mau terbuka tentang siapa yang bertanggung jawab atas penambangan atau penebangan pohon tersebut. Hal ini juga akan ia bicarakan juga lebih lanjut dengan pemuda nagari dan pihak lainnya.
“Dua orang pekerja tambang itu tidak terlalu menanggapi tentang pertanyaan kami dan tidak mau mengatakan siapa yang bertanggung jawab atas tambang ini. Mereka hanya mengatakan disuruh bekerja dan belum ada hasil. Namun kami tidak begitu saja percaya dan akan membahas ini lebih lanjut bersama pemuda nagari dan yang lainnya. Kemungkinan ini adalah isu lama namun sebelumnya belum pernah terpergoki,” tuturnya.
Hingga hari ini, masih belum dapat diketahui siapa siapa aktor intelektual dari aktivitas atau pihak yang terlibat dalam kegiatan tambang ini dan sejak kapan pasti tambang ini sudah beroperasi.
“Kami hingga saat ini belum mengetahui siapa pihak yang bertanggung jawab atas semua ini dan tidak mau asal menuduh. Namun kami juga akan tetap mencari tahu tentang siapa aktor intelektual dari aktivitas tambang ini. Termasuk pekerja dan pemodalnya, sehingga mereka nekat masuk ke kawasan yang berdampingan dengan hutan hujan Suaka Margasatwa Bukit Barisan," pungkasnya"Kami tim Belukar Pokdarwis Tangaya sangat prihatin atas apa yang telah kami temui kemarin, kami juga berharap dari pihak berwenang mengusut tuntas tentang aktivitas penambangan serta penebangan pohon liar di hutan ini,” tutupnya. (*)
Editor : Redaksi