GPDRR 2022 di Bali, Presiden Jokowi: Indonesia Punya Akumulasi Pengetahuan dan Pengalaman Bagi Dunia

×

GPDRR 2022 di Bali, Presiden Jokowi: Indonesia Punya Akumulasi Pengetahuan dan Pengalaman Bagi Dunia

Bagikan berita
Presiden Joko Widodo usai membuka secara resmi agenda The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center. Yang berlangsung 25-28 Mei 2022.|Presiden Joko Widodo berikan sambutan sekaligus membuka resmi agend
Presiden Joko Widodo usai membuka secara resmi agenda The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center. Yang berlangsung 25-28 Mei 2022.|Presiden Joko Widodo berikan sambutan sekaligus membuka resmi agend

Dalam sesi ini, Indonesia memaparkan tentang pengintegrasian antara Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), adaptasi perubahan iklim (API), dan pengurangan risiko bencana (PRB).

Salah satu langkah nyatanya adalah edukasi kebencanaan yang dilakukan di sekolah sungai, sekolah pantai, dan sekolah gunung, maupun melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Indonesia pun mengajak agar tataran API-PRB menjadi sebuah gerakan PRB berbasis-komunitas yang mampu mendorong resiliensi berkelanjutan.

Pada Sesi Tematik 11 bertajuk Building a Better Future: Investing in Resilient Infrastructure for All, Indonesia menawarkan strategi pemulihan bencana yang terintegrasi. Strategi ini adalah hasil dari pengalaman lebih dari satu dekade dalam mengidentifikasi kebutuhan pemulihan dini hingga rehabilitasi dan rekonstruksi.

Berdasarkan pengalaman ini, penguatan instrumen pengurangan risiko bencana menjadi hal strategis untuk mendukung pelaksanaan penilaian.

Caranya adalah melibatkan pemangku kepentingan (pentahelix), penggunaan teknologi untuk platform yang memantau kemajuan pembangunan infrastruktur, serta mempromosikan penguatan modal sosial dan pembangunan berbasis-daerah secara desentralisasi untuk membangun konsep ketahanan infrastruktur.

Suara senada bergema dari panggung Rumah Resiliensi Indonesia, di mana sejumlah anggota Koalisi Masyarakat Sipil untuk GPDRR telah berbagi berbagai pembelajaran dan praktik baik seputar PRB di tingkat lokal sejak Senin (23/5) lalu.

Adapun Yayasan Skala Indonesia menyerukan pentingnya pengembangan literasi kebencanaan dan dokumentasi pengetahuan lokal sebagai bagian dari strategi PRB berbasis-komunitas.

Pesan ini adalah bagian dari hasil penelitian mereka tentang bencana gempa bumi dan tsunami pada 2018 di zona sesar Palu-Koro, Sulawesi Tengah.

"Pengetahuan awal mengenai wilayah dan bencana di masa lalu, termasuk ingatan kolektif yang masih tersimpan dalam memori orang-orang lanjut usia, dapat dikembangkan sebagai dasar menyusun kebijakan dan membangun literasi seputar PRB di tingkat lokal," pungkas Trinirmalaningrum, Direktur Yayasan Skala Indonesia.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini