Menurutnya, hal tersebut terjadi atas dasar ketidaktahuan dan ingin menyampaikan informasi secara cepat.
"Inilah yang mendorong AJI untuk mengadakan pelatihan cek fakta ini, agar jurnalis lebih tahu dan paham terkait informasi palsu dan bagaimana cara mengatasinya," ucap Novia Harlina.
Pemateri lainnya, Yose Hendra mengatakan seorang jurnalis penting mengikuti pelatihan cek fakta ini. Kata dia, wartawan mesti cakap dalam mengolah data yang valid.
“Pelatihan ini mengenalkan tools dan alat yang disediakan google maupun lainnya. Hal ini mesti dimanfaatkan betul oleh wartawan demi menyajikan data yang benar dan memerangi hoaks," kata Yose.
Yose menjelaskan, jika wartawan tidak skeptis, dikhawatirkan akan membuat berita yang keliru. Sebab, tidak sedikit media yang terpedaya isu yang tidak jelas, sehingga menyesatkan.
“Bahkan, media nasional beberapa kali kecolongan mengabarkan berita palsu. Ini menjadi peringatan bagi jurnalis, bahwa harus berhati-hati menyaring data,” terangnya.
Lanjut Yose, pelatihan cek fakta ini telah rutin dilakukan sejak 2017 lalu.“Ini merupakan tanggung jawab google, karena di platform itu pula saat ini misinformasi dan disinformasi banyak bertebaran,” jelas dia.
Yose berharap, peserta dapat menerapkan ilmu dalam pelatihan ini agar membawa iklim jurnalistik yang lebih baik lagi.
Seorang peserta Mona Sisca mengatakan acara ini sukses dan ia mendapatkan banyak ilmu yang tidak bisa didapatkan di tempat lain.
Editor : Redaksi