Imran menyebut, polisi terpaksa menembakkan gas air mata saat kericuhan terjadi untuk membubarkan mahasiswa yang sudah mendorong pintu timur untuk memaksa masuk gedung DPRD Sumbar.
"Sebelumnya, kami sudah mempertemukan pihak mahasiswa dengan pimpinan DPRD Sumbar. Namun, mahasiswa dari BEM Sumbar ini meminta masuk semuanya, dengan beberapa pertimbangan karena tidak mungkin memasukkan dua ribuan mahasiswa ke dalam gedung," ungkapnya.
Imran menjelaskan, tim negosiator menganjurkan agar dialog mahasiswa dilakukan dengan dua opsi, yakni pimpinan turun kerumunan massa atau perwakilan mahasiswa yang masuk ke gedung DPRD Sumbar.
"Namun tidak ada kesepakatan. Memang ada beberapa oknum yang berusaha melakukan aksi anarkis dan ini kami lihat aksi ini berubah menjadi aksi yang tidak baik," ucapnya.
Terkait ada beberapa mahasiswa yang diamankan, Imran menyebut itu merupakan bagian dari penggunaan kekuatan untuk mencegah seseorang dari untuk tidak berbuat kejahatan."Semua sudah kami lepaskan kembali, mengingat mereka juga mahasiswa," pungkasnya. (*)
Editor : Redaksi