Mengenal Senyawa Tetrahydrocannabivarin (THCV) dan Manfaat Secara Medis

Ă—

Mengenal Senyawa Tetrahydrocannabivarin (THCV) dan Manfaat Secara Medis

Bagikan berita
Mengenal Senyawa Tetrahydrocannabivarin (THCV) dan Manfaat Secara Medis (Foto: Cannalize/Halonusa)
Mengenal Senyawa Tetrahydrocannabivarin (THCV) dan Manfaat Secara Medis (Foto: Cannalize/Halonusa)

THC telah menjadi terkenal sebagai stimulan nafsu makan, bahkan digunakan sebagai pengobatan untuk orang-orang dengan kondisi medis yang menyebabkan pemborosan.

Sementara itu, THCV melakukan sebaliknya - bekerja sebagai penekan nafsu makan dan menyebabkan beberapa apotik menggembar-gemborkan Strain THCV tinggi sebagai "gulma kurus."

THCV Sulit Ditemukan Dalam Jumlah Tinggi.

Sebagian besar Strain Ganja di pasaran akan memiliki sejumlah besar THC, apakah jumlah tersebut berkisar dari hanya beberapa persen sampai dua puluhan.

THCV, sementara itu, biasanya ditemukan dalam jumlah jejak. Banyak Strain Sativa Afrika Selatan memiliki jumlah THCV yang lebih tinggi daripada Strain lain, tetapi persentasenya masih akan rendah dibandingkan dengan THC dan CBD.

Struktur Senyawa THCV dan THC

Adanya perbedaan rantai atom yang dimiliki THCV dan THC menghasilkan efek yang berbeda juga.

Jika THC menunjukkan efeknya melalui aktivitas agonis parsial terhadap reseptor endocannabinoid CB-1 dan CB-2. THCV bertindak sebagai antagonis CB-1 dan agonis parsial CB-2.

Bukti lebih lanjut juga menunjukkan bahwa THCV bertindak agonis terhadap reseptor terhubung-protein G, yaitu GPR55 dan lysophosphatidylinositol (LPI).

Di luar sistem endocannabinoid, THCV dilaporkan mengaktifkan reseptor 5HT1A yang menghasilkan efek anti-psikotik yang memiliki potensi terapeutik untuk memperbaiki beberapa gejala skizofrenia.

Selain itu, THCV berinteraksi dengan saluran ion TRPV2 yang berkontribusi terhadap efek analgesik, anti-inflamasi, dan anti-kanker untuk senyawa Ganja atau Cannabinoid.

Ini juga menunjukkan sifat anti-epileptiform dan antikonvulsan, yang menunjukkan kemungkinan penerapan terapi dalam pengobatan keadaan hiper-eksitabilitas patofisiologis seperti epilepsi yang tidak dapat diobati.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini